Siapa yang tidak ingin si kecil tumbuh sehat dan sesuai usianya? Tentunya hal tersebut adalah harapan bagi para orang tua. Namun, perlu diingat bahwa terdapat masalah kesehatan yang terjadi pada anak, masalah kesehatan tersebut bernama stunting. Tapi sayangnya, kondisi tersebut masih sering terjadi dan sempat mencapai 21,6% di tahun 2022. Bagaimana dengan Anda? Sudah tahukan cara pencegahan stunting? Pahami informasi berikut. Â
Â
Jangan remehkan stunting! Stunting sendiri adalah suatu kondisi yang dikenal dengan kurangnya tinggi badan si kecil dibandingkan dengan anak anak sebayanya. Kesannya memang seperti ketinggalan tumbuh. Tapi sebenarnya Stunting bisa menjadi kasus gangguan pertumbuhan pada anak.Â
Mengapa memahami stunting itu penting? Pasalnya, stunting menjadi pertanda kurangnya asupan nutrisi atau bahkan infeksi berulang atau kronis. Masalahnya, kondisi ini bisa saja terjadi kepada semua anak atau balita, dan dampaknya pun cukup berbahaya. Seperti gagal tumbuh dan gangguan metabolik saat dewasa, serta tekanan mental.Â
Â
Â
Apakah peran orang tua di dalam pencegahan stunting? Yang jelas orang tua sebagai pihak pertama yang menangani si kecil wajib memahami kebutuhan anak. Baik itu kecukupan nutrisi, gaya hidup, hingga pola asuh guna meminimalisir risiko stunting, penerapannya pun cukup beragam.Â
Selain pemahaman nutrisi dan pemenuhan gizi si kecil. Secara tidak langsung, kebersihan tempat tinggal dan sanitasi lingkungan juga berpengaruh pada perkembangan si kecil. Begitu pula dengan pola asuh yang mengutamakan pertumbuhan dan kesehatan si kecil. Dengan orang tua yang semakin paham akan kesehatan, maka pertumbuhan si kecil pun akan lebih terjamin. Â
Â
Pemenuhan nutrisi dimulai dari pertumbuhan bayi saat masa kehamilan. Ibu wajib melakukan pemeriksaan rutin akan kondisi si kecil. Hal tersebut juga ditujukan untuk memenuhi asupan nutrisi yang baik. Seperti contohnya, asupan mineral berupa yodium, asam folat, dan zat besi.Â
Setelah lahir, balita juga perlu mendapat perhatian maksimal sebagai cara pencegahan stunting. Yakni, mulai dari pemberian ASI eksklusif, IMD atau Inisiasi Menyusui Dini, Imunisasi, dan pemantauan berat. Agar pertumbuhan semakin baik, setidaknya ada 5 nutrisi dasar yang dibutuhkan si kecil. Apa saja?Â
Yang pertama, kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi dengan takaran 700 mg per hari. Zat besi sebanyak 7-10 mg setiap hari untuk sistem imunitas. Zinc untuk mencegah banyak penyakit dan mencegah gangguan pertumbuhan. Kemudian, dibutuhkan pula Iodium, yang berperan dalam pertumbuhan tinggi dan IQ si kecil.Â
Vitamin A dan C dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh dari penyakit, meningkatkan pertumbuhan sel darah merah, dan meningkatkan imunitas. Terakhir, adalah Kalsium, untuk memperkuat tulang dan gigi. Semua itu bisa didapat dari susu formula, MPASI bergizi, dan asupan 4 sehat lima sempurna.Â
Â
Secara gamblang, Anda bisa memastikan asupan nutrisi si kecil cukup dengan beberapa langkah dasar. Seperti membiasakan anak sarapan, makan makanan sehat, memberi camilan sehat, memberi makan dalam porsi kecil (tapi cukup), dan memastikan si kecil makan dengan lahap dan selalu habis, dan yang terpenting adalah jadilah contoh yang baik. Â
Â
Standar WHO akan prevalensi stunting adalah di bawah 20%. Indonesia sendiri menunjukkan perkembangan dengan turunnya angka stunting dari 24.4% ke 21.6% di tahun 2022. Guna memperbaiki angka tersebut, terdapat beberapa upaya. Seperti, penyediaan USG dan alat standar, hingga program penundaan kehamilan demi kesehatan ibu dan bayi oleh kementerian agama. Â
Â
risiko stunting bisa terjadi kepada siapa saja. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kondisi kesehatan yang kurang maksimal. Baik itu masalah gangguan metabolisme, pertumbuhan fisik, hingga perkembangan otak. Untuk anak perempuan, kondisi ini bisa mengarah pada masalah kehamilan dan persalinan.Â
Lantas, bagaimana jika si kecil sudah mengalami kondisi stunting? Sayangnya, kondisi stunting akan sulit dikoreksi jika si kecil sudah melewati 1.000 hari pertama kehidupan. Terutama untuk pertumbuhan otak yang sudah mencapai 70-80%. Sedangkan, pertumbuhan tinggi masih bisa dikejar hingga sekitar 24 tahun.Â
Menurut cegahstunting.com, penanganan ini kembali ke upaya orang tua. Meski sudah mengalami gangguan, kondisi stunting bisa diringankan dengan upaya dan usaha orang tua. Yakni, dengan memberi stimulasi konsumsi, perbaikan gizi, pencegahan infeksi, dan imunisasi lengkap diikuti dengan memantau tumbuh kembang anak secara terus menerus.Â
Â
Tidak semua balita pendek itu mengalami stunting. Tapi stunting pada anak pasti ditandai dengan tubuh yang pendek. Perlu adanya identifikasi dari dokter anak, sehingga orang tua bisa memenuhi gizi dan kebutuhan perkembangan anak. Dengan demikian pencegahan Stunting pun bisa terarah dan meraih hasil.Â
Itulah sedikit informasi mengenai stunting. Kondisi ini memang bukan hal baru lagi di Indonesia. Namun, sayangnya masih jarang diperhatikan. Pada dasarnya, kondisi stunting diakibatkan karena kurangnya gizi bayi dan balita. semakin cepat diidentifikasi, maka akan semakin baik untuk memperbaiki gizi si kecil. Bagaimana dengan anak Anda, sudahkah terpenuhi gizinya?
Temukan 10 rekomendasi wisata outdoor Bekasi untuk pengalaman liburan seru! Jelajahi berbagai destinasi wisata di Bekasi yang alami dan menyenangkan.
Simak pengertian, manfaat, dan contoh lomba seru di acara class meeting sekolah. Kegiatan asyik meningkatkan kebersamaan & semangat siswa.
Temukan pengaruh lingkungan sekolah yang positif dalam menciptakan perkembangan akademis, karakter, serta dampak untuk mental peserta didik.