Industrial Competition Event (ICE) 2020 merupakan kompetisi beregu online berskala nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan (UPH). Dengan mengusung tema “New Condition, New Innovation”, diharapkan melalui kompetisi ini para peserta dapat berinovasi dan memberikan ide-ide segar yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain dalam menjalani masa pandemi yang belum berkesudahan sampai saat ini.
ICE 2020 diikuti oleh 24 regu dari berbagai wilayah nusantara, diantaranya adalah: SMAK IPEKA Tomang Jakarta, UPH College Tangerang, SMAN 3 Kota Kediri, St. Nicholas School, SMA Regina Pacis Bogor, SMA Gracia, SMA Global Prestasi, Bina Bangsa School, SMA Santo Kristoforus II, SMA Dharma Putra, SMA Kristen Gloria 1 Surabaya, SMA Erenos, dan SMA Ignasius Singkawang. SMA Global Pretasi sendiri mengirimkan 3 regu, yaitu: Tim Alfa (Alex, Celine, dan Gio), Tim Beta (Zulfan, Bagas, dan Lala), dan Tim Omega (Tiara, Anindita, dan Adytia).
Kompetisi ini melalui 3 tahap, yaitu tahap Eliminasi (10 November 2020), Semifinal (11 November 2020), dan Final (17 November 2020). Meskipun kompetisi ini adalah kompetisi beregu, namun pada babak eliminasi setiap peserta mengerjakan 100 soal matematika dan fisika dalam 100 menit secara individu, kemudian skor masing-masing anggota regu diakumulasi. 10 skor akumulasi tertinggi dari setiap regu akan masuk ke babak semifinal. Regu yang lolos di babak semifinal, yaitu: SMA Gracia, Bina Bangsa School, SMA Ignasius Singkawang, SMA Regina Pacis Bogor, SMA Global Prestasi (Tim Alfa dan Tim Omega), UPH College, dan SMAK Gloria 1 Surabaya.
Dalam babak semifinal ini regu peserta adu debat mempertahankan ide tentang 5 masalah-masalah kekinian yang terkait dengan pandemi, yang ditentukan oleh panitia. Setiap tim mempersiapkan materi dari semua tema yang diberikan karena tema yang nanti diperdebatkan baru akan mereka ketahui saat hari-H semifinal. Berdasarkan undi yang ditetapkan sebelum debat, tim Alfa mengusung tema: “Pemanfaatan Ruang Secara Efektif di Masa Pandemi” dan Tim Omega mengusung tema: “Pemanfaatan Lahan Restoran di Masa Pandemi”. 5 regu dengan skor tertinggi dari hasil debat ini maju ke babak Final, yaitu SMA Ignasius Singkawang, SMA Global Prestasi (Tim Alfa dan Tim Omega), UPH College, dan Bina bangsa School. Dalam babak Final, setiap regu akan membuat makalah dan memperesentasikannya di depan para juri.
Makalah yang dipresentasikan oleh peserta babak Final ICE 2020 adalah makalah yang berisi inovasi yang bisa dilakukan dalam mengatasi pandemi. Tim Alfa mempresentasikan makalah mereka yang berjudul "Optimalisasi Pengoperasian Taman Hiburan selama Pandemi COVID-19", dan tim Omega memperesentasikan makalah mereka yang berjudul “Optimalisasi Langkah Preventif Transmisi Covid 19 di Waterpark”. Dengan usaha dan kerja keras, akhirnya Tim Alfa meraih Juara I dan Tim Omega meraih Juara 3 dalam kompetisi ini. Tim Alfa berhak membawa pulang Plakat dan uang tunai sebesar Rp3 juta. Tim Omega berhak atas Plakat dan uang tunai sebesar Rp2 juta.
Terima kasih para pahlawan muda, yang tidak terbendung oleh tajamnya pandemi, termasuk tim Beta yang konsisten mendukung meskipun langkah mereka terhenti di babak eliminasi, juga terimakasih kepada para guru yang bersedia membimbing para siswa melaksanakan amanatnya. Sampai jumpa dalam kompetisi berikutnya.
Ditulis oleh: Sri Murniasih, seorang Guru Matematika SMA
Disunting oleh: Tim Penyuntingan SMA dan Bella Viona C.
Diabadikan oleh: Anitya Wahdini
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!