Baru-baru ini, siswa kelas 9 Global Prestasi School menjalani pengalaman studi lapangan dua hari bertema “Masa Depan Melalui Lensa Teknologi.” Petualangan ini membawa mereka dari instalasi seni yang memukau di Bandung hingga dunia game dan robotika, memperlihatkan bagaimana teknologi yang berkembang pesat akan membentuk masa depan kita. Inilah rangkuman dari perjalanan seru ini!
Sudut Pandang Bandung: Seni dan Kesadaran Lingkungan
Perjalanan dimulai di Sudut Pandang Bandung, di mana para siswa memasuki dunia seni penuh makna. Di Sudut Cerita, mereka menemukan instalasi dari seniman lokal yang menggambarkan dampak manusia terhadap alam dengan cara yang menginspirasi. Tidak hanya indah, instalasi ini juga membuka mata para siswa akan pentingnya keseimbangan antara tindakan manusia dan keberlanjutan lingkungan. Dengan menggunakan headset VR, para siswa merasakan dan melihat langsung tantangan-tantangan lingkungan, membuat mereka semakin sadar akan tanggung jawab mereka terhadap alam. Setiap siswa meninggalkan Sudut Pandang dengan rasa tanggung jawab baru terhadap lingkungan—dan pemahaman akan kekuatan seni dalam menciptakan perubahan!
Agate Academy: Mengintip Dunia Pembuatan Game
Destinasi berikutnya adalah Agate Academy, tempat impian bagi mereka yang tertarik dengan dunia game! Di sini, para siswa seakan-akan menjadi pengembang game, belajar langsung dari para desainer, programmer, dan seniman di industri ini. Tim Agate Academy berbagi cerita tentang proses pembuatan game—mulai dari ide awal hingga perilisan produk akhir. Dalam kelompok-kelompok kecil, siswa merasakan kerja tim, pengkodean, dan kreativitas yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah game. Pengalaman ini menginspirasi banyak dari mereka untuk bermimpi menjadi pengembang game di masa depan. Membuat game tak lagi hanya sekadar mimpi, tapi menjadi kemungkinan nyata yang memikat!
Hari kedua membawa mereka ke level yang lebih tinggi di Robopark, tempat yang penuh dengan inovasi robotika dan AI! Inisiatif dari SARI Teknologi ini merupakan perpaduan antara laboratorium teknologi dan taman bermain futuristik, di mana pembelajaran bertemu dengan kesenangan berteknologi tinggi. Sorotan hari itu adalah Simulator Robot 13D, yang memberikan pengalaman imersif dengan efek angin, kabut, salju, dan gerakan, menghadirkan demonstrasi nyata aplikasi robotika. Melalui simulasi ini, para siswa melihat bagaimana robot bisa mendukung kehidupan manusia, dari layanan kesehatan hingga eksplorasi luar angkasa.
Setelah simulasi, siswa melanjutkan ke aktivitas langsung, merakit robot dan bereksperimen dengan pengkodean sederhana. Mereka berinteraksi dengan robot yang bisa mengenali suara, bergerak, dan merespons interaksi manusia. Melalui pameran VR, para siswa menyaksikan kemungkinan masa depan yang bisa diwujudkan oleh robotika dan AI, memicu rasa ingin tahu dan kegembiraan mereka.
Pameran ini memberi mereka gambaran tentang bagaimana AI mengubah berbagai industri, kesehatan, dan hiburan. Dengan berbagai permainan edukatif dan tantangan, para siswa menikmati pengalaman belajar yang menarik dan memperdalam pemahaman mereka tentang teknologi robotika dan AI. Di akhir hari, banyak siswa yang membayangkan diri mereka bekerja di bidang teknologi, terinspirasi oleh kreativitas dan keterampilan pemecahan masalah yang mereka peroleh.
Penulis: Agata Gusanda, S.Pd
Penyunting: Lady Yesisca
Dokumentasi: Junior High School team
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!