Terlihat jelas sebuah karangan bunga terpampang di depan lobby gedung SMA Global Prestasi. Dihiasi dengan bunga warna merah, putih, dan kuning yang sangat indah, membuat setiap orang ingin berhenti sejenak untuk menikmati pesonanya. Terlihat jelas pula tulisan yang tertera pada background berwarna hijau yang bertuliskan “It Was Wonderful to have Been Taught by Such a Capable Teacher Like You. I Really Miss Your Classes”. Karangan bunga itu dikirim oleh siswa/siswa SMA Global Prestasi untuk guru-guru yang mereka sayangi.
Ya, hari itu adalah tanggal 25 November 2020 yang diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Perayaan hari guru tahun ini terasa berbeda. Biasanya siswa/siswi selalu memberikan ucapan langsung kepada guru-gurunya, namun karena pandemi, karangan bunga inilah yang mewakili ucapan terima kasih mereka untuk guru-gurunya. Mereka juga mengirimkan ucapan selamat hari guru melalui Whatsapp maupun story Instagram mereka.
Tak hanya itu, Siswa-siswi juga mengungkapkan rasa terima kasih mereka dengan membuat sebuah acara yang bertema “Guru sebagai Garda Terdepan Pendidikan”. Acara tersebut dikoordinasi oleh Sekar Datri sebagai ketua OSIS dan dibantu oleh Alethea, Rayvio, Adissa, dan Fikri. Dalam perayaan tersebut, Maisyarani dan Oryza yang bertugas sebagai MC juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada guru-guru dan siswa/siswi mengenai pesan dan kesan selama di sekolah.
Menggunakan platform Zoom, acara tersebut dibuka dengan doa dan dilanjutkan dengan suguhan penampilan dari siswa/siswi SMA Global Prestasi. Penampilan tersebut mengolaborasikan lagu Hymne Guru dan puisi yang dibuat oleh Mr. Awaluddin yang berjudul Guruku. Dalam penampilan tersebut, siswa/siswi juga menuliskan ucapan selamat hari guru untuk semua tenaga pendidik dan kependidikan yang bertugas di SMA Global Prestasi. Penampilan yang dibawakan sungguh menyentuh setiap hati orang yang mendengar.
Mereka juga membuat games untuk guru-guru. “Supaya Ms dan Mr bisa rileks, gak serius terus,” ucap salah satu MC saat memulai games.
Siswa/siswi membuat sebuah games dengan 2 konsep, yaitu tebak tempat dan tebak wajah. Dalam games tersebut, guru diminta menebak nama siswa dan nama tempat yang ada dalam layar. Setiap soal ada 5 hint dan setiap hint dibacakan, dibarengi dengan munculnya beberapa puzzle. Tak sedikit siswa yang memberi semangat kepada guru-guru mereka. Canda tawa guru-guru dan siswa membuat acara semakin meriah. Setiap pertanyaan bisa dijawab oleh guru dengan baik dan selalu diiringi oleh riuh tepuk tangan siswa/siswi.
Meskipun hanya lewat dunia maya, namun perayaan Hari Guru tahun ini membawa kesan yang mendalam bagi guru-guru SMA Global Prestasi. Perayaan di kala pandemi menyebabkan tidak ada jabat tangan maupun pelukan. Hanya ucapan dan doa yang terlantun semoga semua guru diberikan kesehatan, umur yang panjang, dan selalu diberikan kesabaran dan kreativitas yang tak terbatas dalam membimbing siswa/siswinya dan menghantarkan menuju kesuksesan.
“Tetap semangat berkarya untuk semua guru di seluruh pelosok negeri. Jasa-jasamu akan selalu kami kenang di dalam sanubari.”
Ditulis oleh: Ririn Aspriyani, seorang guru Kesenian dan Kerajinan SMA
Disunting oleh: Awaluddin Nur dan Bella Viona C.
Diabadikan oleh: OSIS SMA dan Iman Safari
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!