Pada tanggal 6-8 Mei 2024, 14 siswi dari Gwangyang Middle School (GMS) berpartisipasi dalam program pertukaran pelajar dengan Global Prestasi School (GPS). Para siswa GMS tinggal bersama keluarga siswa GPS untuk merasakan langsung kehidupan keluarga di Indonesia. Sebagai balasan, siswa Global Prestasi Junior High School (GPJHS) akan mengunjungi Gwangyang Middle School pada 19-26 Oktober 2024. Program ini bertujuan mempererat persahabatan, mengenalkan pola belajar dan budaya kedua negara, serta menanamkan pola pikir global bagi para siswa.
Â
Hari Pertama: Pembelajaran dan Penyambutan
Pada tanggal 6 Mei, siswa GMS mulai belajar bersama di kelas dengan siswa GPS. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelas dan berinteraksi dengan penuh semangat. Di kelas musik, mereka belajar memainkan angklung yang dipandu oleh Mr. Alvin, guru musik GPJHS. Saat makan siang, mereka menikmati soto ayam Lamongan, makanan khas Jawa Timur yang gurih.
Acara penyambutan resmi diadakan di teater GPS. Siswa GMS disuguhkan beberapa penampilan, antara lain: band yang menyanyikan medley lagu daerah, flash mob oleh OSIS Mavendra, dan tari kreasi oleh Kea, Eugene, dan Rika. Rangkaian acara ini mewakili indahnya keberagaman budaya Indonesia.
Â
Hari Kedua dan Ketiga: Sport Day dan Penutupan
Pada tanggal 7 dan 8 Mei, GPJHS mengadakan sport day di mana siswa GMS ikut serta dalam berbagai lomba tradisional dan olahraga seperti menggambar ragam hias, gobak sodor, badminton, basket, dan futsal. Beberapa siswa GMS berhasil memenangkan perlombaan dan mendapatkan medali yang dikalungkan oleh Mr. Joni pada acara penutupan.
Selain beraktivitas di sekolah, siswa GMS tinggal bersama keluarga asuh selama dua malam. Mereka merasakan kehangatan kehidupan keluarga di Indonesia, menikmati makanan khas seperti es cendol, sate, nasi goreng, dan mpek-mpek Palembang. Mereka juga diajak melihat keindahan malam kota Jakarta seperti Bundaran HI, Monas, dan Gelora Bung Karno. Setiap siswa memiliki pengalaman unik berdasarkan keluarga asuh masing-masing, yang memperkaya pengalaman mereka.
Di penghujung hari ketiga, siswa GMS kembali disuguhi tumpeng nasi kuning, makanan tradisional Indonesia yang melambangkan kesuburan, keberkahan, dan keharmonisan. Harapannya, filosofi tumpeng ini dapat diterapkan dalam hubungan kerjasama GPS-GMS di masa mendatang. Momen perpisahan ditandai dengan peluk tangis dari siswa GMS dan GPS serta para orang tua asuh. Meskipun pertemuan ini berakhir, siswa tetap dapat memperkaya diri dengan pelbagai ilmu sambil menantikan pertukaran pelajar berikutnya.
Program pertukaran pelajar ini tidak hanya mempererat persahabatan antara siswa GMS dan GPS tetapi juga memberikan pengalaman berharga tentang kehidupan dan budaya di negara lain. Semoga kerjasama ini terus berlanjut dan menghasilkan generasi yang berpikir global. Sampai jumpa di Korea!
Penulis: Priska Natasya
Penyunting: Lady Yesisca
Dokumentasi: Tim Medi Social Global Prestasi School
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.Â
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!