Bullying di sekolah adalah masalah serius yang tidak boleh diabaikan, karena dampaknya bisa sangat merusak, baik secara fisik maupun emosional.Â
Tindakan agresif seperti memukul, menendang, mengintimidasi, menyebarkan gosip, hingga pelecehan seksual adalah bentuk perundungan yang sering terjadi di lingkungan sekolah maupun media sosial.
Di Global Prestasi School (GPS), kami berfokus pada menciptakan lingkungan aman dari segala bentuk perundungan, baik agresivitas fisik maupun cyberbullying.
Dengan membangun kecerdasan emosional siswa, kami membantu mereka menghadapi tantangan bullying dan membentuk pola pikir global yang positif, siap bersaing di dunia yang semakin kompetitif.
Artikel ini bertujuan memperkenalkan jenis-jenis bullying seperti bullying verbal, fisik, hingga cyberbullying, serta dampaknya pada korban, mulai dari depresi hingga trauma jangka panjang.
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Generasi Muda dan Anak Usia Dini
Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang oleh individu atau sekelompok orang terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah.
Bentuk bullying ini bisa berupa perundungan fisik, seperti mencubit atau memukul, bullying verbal seperti mengejek atau menyebarkan gosip, dan juga bullying psikologis yang memanipulasi atau mempermalukan korban.
Tindakan bullying di sekolah seringkali terjadi dan dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental anak.
Alasan anak jadi pelaku bullying beragam, dari ingin mendominasi hingga mengikuti perilaku kelompok tertentu.
Pencegahan bullying penting untuk dilakukan guna mencegah cedera fisik maupun trauma emosional yang berkepanjangan.
Baca Juga: 15 Contoh Tata Tertib Sekolah yang Perlu Ditaati Siswa di Lingkungan Sekolah
Bullying di sekolah adalah salah satu masalah paling umum yang dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik maupun psikologis anak.
Perilaku bullying ini kerap dilakukan oleh sekelompok pelaku perundungan dan bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Berikut adalah 4 jenis bullying yang sering ditemukan di sekolah:
Bullying fisik melibatkan tindakan kekerasan fisik seperti memukul, menendang, atau mencubit. Tindakan ini sering kali bertujuan untuk menyakiti korban secara langsung.
Selain itu, pelaku perundungan juga bisa merusak barang milik korban. Dampak dari bullying fisik ini bisa berupa cedera fisik dan trauma emosional jangka panjang.
Bullying verbal merupakan perundungan yang menggunakan kata-kata untuk menyakiti. Contoh perundungan verbal termasuk mengejek, menghina, atau memberikan julukan yang merendahkan.
Meskipun tidak melibatkan kekerasan fisik, dampaknya bisa sama menyakitkan, merusak kesehatan mental dan harga diri korban.
Bullying ini lebih bersifat manipulatif, dimana pelaku berusaha memanipulasi hubungan sosial korban.
Tindakan ini bisa berupa menyebarkan gosip atau rumor yang tidak benar, mengucilkan korban dari kelompok, atau mempermalukan korban di depan umum.
Tindakan ini berbahaya karena dapat merusak reputasi korban dan menyebabkan isolasi sosial.
Cyberbullying adalah salah satu bentuk perundungan yang terjadi di dunia maya melalui teknologi digital.
Pelaku bisa menyebarkan informasi pribadi korban, menyerang dengan pesan teks yang menyakitkan, atau merendahkan korban di media sosial.
Dampaknya bisa sangat buruk, merusak kesehatan mental dan emosional korban.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menekankan pentingnya mencegah bullying di sekolah serta lingkungan sekitar untuk melindungi anak dari bahaya yang lebih besar.
Mengidentifikasi anak yang menjadi korban bullying di sekolah bisa menjadi tantangan, namun ada beberapa tanda umum yang bisa diperhatikan.
Berikut ini adalah beberapa ciri yang dapat membantu orang tua dan guru dalam mengenali anak yang mungkin mengalami perundungan.
Anak mungkin menunjukkan kecemasan yang meningkat atau takut saat akan berangkat ke sekolah. Rasa takut ini bisa disebabkan oleh pengalaman bullying yang dialami di lingkungan sekolah.
Anak yang mengalami perundungan seringkali cenderung menarik diri dari interaksi sosial. Mereka lebih memilih untuk menyendiri dan menghindari pertemanan, yang dapat mengakibatkan kesepian dan isolasi.
Anak yang menjadi korban bullying sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi di kelas. Hal ini dapat berdampak pada penurunan nilai dan keengganan untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Anak mungkin mencari alasan untuk tidak masuk sekolah, seperti sakit. Ini adalah salah satu bentuk tindakan untuk menghindari situasi yang menakutkan atau berisiko mengalami intimidasi.
Adanya tanda fisik seperti luka atau memar dapat menjadi indikasi bahwa anak mengalami tindakan kekerasan fisik. Korban bullying sering kali merasa ragu untuk menjelaskan bagaimana cedera tersebut terjadi.
Perubahan pola tidur atau nafsu makan juga bisa menjadi tanda bahwa anak mengalami tekanan emosional akibat bullying, baik itu secara verbal atau fisik.
Anak yang mengalami bullying sering kali kehilangan teman dekat. Mereka mungkin diabaikan oleh teman sebaya, yang menyebabkan penurunan kepercayaan diri.
Pengucilan atau penghindaran oleh teman-teman sekelas dapat membuat anak merasa lebih terasing dan memperburuk kondisi emosional mereka.
Tanda-tanda depresi seperti kesedihan yang berkepanjangan dan kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya disukai bisa menjadi sinyal bahwa anak mengalami perundungan.
Anak yang mengalami bullying seringkali menunjukkan ledakan emosi, seperti kemarahan atau tangisan yang tidak beralasan. Perubahan emosi ini bisa menjadi dampak dari pengalaman menakutkan yang mereka hadapi.
Mengidentifikasi ciri-ciri di atas sangat penting dalam mencegah terjadinya bullying dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada anak korban.
Dengan mengetahui tanda-tanda ini, orang tua dan guru dapat mengambil langkah yang tepat untuk membantu anak dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung.
Bullying di sekolah dapat memberikan dampak serius pada anak, baik secara fisik maupun emosional, yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Berikut dampak bullying yang biasanya terjadi pada anak;Â
Anak yang menjadi korban bullying atau perundungan sering mengalami kecemasan, depresi, dan kehilangan rasa percaya diri. Kondisi ini membuat mereka merasa tidak aman di lingkungan sekolah, baik dari bully fisik maupun verbal.
Perundungan jenis fisik, seperti menjambak, memukul, atau mendorong, dapat menyebabkan cedera fisik. Selain itu, stres yang diakibatkan oleh bullying sering menimbulkan masalah kesehatan seperti gangguan tidur dan sakit kepala.
Bullying seringkali mengganggu konsentrasi anak di kelas, yang mengakibatkan penurunan prestasi akademik. Korban dari jenis bullying ini biasanya kehilangan motivasi untuk belajar dan sering absen.
Korban perundungan cenderung merasa terisolasi. Mereka kerap menarik diri dari lingkungan sosial karena takut berinteraksi dengan teman sebaya, yang memperparah dampak emosional.
Dampak-dampak ini bisa berlangsung jangka panjang, mempengaruhi kehidupan anak hingga dewasa.
Baca Juga: Apa itu Basic Manners? Mengapa Etika Dasar Penting dalam Kehidupan Sehari-hari
Global Prestasi School (GPS) berperan aktif dalam mencegah bullying di lingkungan sekolah dengan berbagai cara.
Sekolah ini berfokus pada pengembangan kesehatan mental siswa, mencegah tindakan agresif seperti memukul, menjambak, atau menendang, serta intimidasi di media sosial.
Dengan edukasi tentang jenis-jenis bullying termasuk bullying verbal, fisik, dan cyberbullying, serta pelatihan kecerdasan emosional, akan melindungi siswa dari dampak bullying seperti depresi dan trauma.
Orang tua dapat merasa tenang karena anak-anak mereka terlindungi dari pelecehan dan perundungan.
Daftarkan anak Anda di Global Prestasi School (GPS) sekarang untuk memastikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman dan positif.
Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) merupakan salah satu program beasiswa unggulan yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung pendidikan tinggi bagi putra-putri terbaik bangsa.Â
Pada tahun 2025, LPDP kembali membuka kesempatan bagi para calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di perguruan tinggi dalam negeri maupun perguruan tinggi luar negeri.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai Beasiswa LPDP S1 2025, termasuk syarat, cara pendaftaran, dan jadwal terbaru dari kementerian pendidikan untuk para calon penerima beasiswa. Selengkapnya simak berikut ini.
Menghadapi UTBK SNBT membutuhkan persiapan yang matang dan strategi belajar yang tepat. UTBK tidak bisa diremehkan hanya dengan pemikiran "yang penting belajar" oleh para siswa.Â
Persaingan yang ketat menuntut setiap calon mahasiswa untuk menguasai materi UTBK secara menyeluruh agar bisa lolos UTBK dengan skor yang tinggi.
Oleh karena itu, memahami sistem UTBK, menyusun jadwal belajar yang efektif, dan menerapkan strategi pengerjaan soal yang efisien menjadi kunci utama dalam meraih hasil terbaik.Â
Artikel ini akan membahas mengenai tips atau panduan belajar efektif untuk UTBK, materi yang harus dikuasai dalam UTBK, tips mengerjakan soal yang efisien, hingga keuntungan jika Anda lolos dalam UTBK saat dapat meraih nilai yang tinggi. Simak selengkapnya!
Study tour merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengkombinasikan teori dengan pengalaman langsung di lapangan.Â
Melalui kegiatan ini, siswa dapat memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai materi yang dipelajari di kelas.Â
Agar manfaat study tour dapat terdokumentasi dengan baik, peserta biasanya diwajibkan untuk membuat laporan study tour yang berisi berbagai informasi penting terkait perjalanan tersebut.
 Laporan perjalanan ini sering kali digunakan sebagai referensi dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, Artikel ini akan membahas tentang laporan perjalanan atau study tour yang bisa Anda ikuti. Simak selengkapnya!