Apa sih tugas dari murid? Tentunya belajar dan juga datang ke sekolah. Tapi, ada juga kewajiban yang tidak bisa dilupakan, yakni menunjukkan adab terhadap guru. Maksudnya apa? Adab seorang murid ke gurunya sebenarnya bagian dari ajaran agama dan cara menghormati orang tua. Pasalnya, guru adalah orang tua selama di sekolah. Lantas, apa adab yang ditunjukkan? Â
Â
Baca Juga: Mengajarkan Etika Sopan Santun pada Anak di Rumah, Sekolah dan Lingkungan Masyarakat
Â
Apa sih yang dimaksud adab? Kata dan istilah ini sering sekali dihubungkan jika berkaitan dengan orang tua. Terutama jika bertindak dan bersosialisasi bersama orang yang lebih tua. Jika diartikan, sebenarnya adab adalah istilah yang menekankan aksi kesopanan, kehalusan, dan keramahan budi pekerti.Â
Kaitannya sangat amat erat dengan akhlak dan perilaku terpuji. Tapi apakah hanya terbatas pada perilaku saja? Ternyata tidak. Ada juga yang mencakup perkataan, ucapan, dan kepandaian atau ketepatan dalam mengurus sesuatu. Namun jika mendasari normal, maka adab ini lebih mengarah pada sopan santun.
Adab sopan santun ini pun ditujukan dan digunakan dalam pergaulan. Termasuk di antaranya di lingkup pendidikan, bersama dengan guru dan teman. Tindakan sopan tersebut bisa mencakup penggunaan kata yang baik, pergaulan yang tepat, serta menunjukkan kesopanan terhadap apapun tanpa menyangkut agama alias berlaku untuk semuanya.Â
Â
Guru adalah orang yang memiliki tugas untuk berbagi ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bekal masa depan. Dengan menunjukkan adab baik, maka ilmu pun akan didapat dengan baik pula. Seperti yang dikatakan Buya Yahya, bahwa siswa yang menunjukkan adab terhadap guru akan mendapat ilmu lebih terbaik.Â
Saling sapa dan mengucapkan salam adalah wujud dari adab sopan santun yang cukup sederhana. Sebagai murid, Kamu bisa bersalaman atau sekedar menegur sapa saja. Lakukan dengan sopan dengan tujuan terus menjaga Silaturahmi. Jangan batasi sapa dan salam ini di sekolah saja. Kamu juga bisa lakukan di luar sekolah. Â
Muliakan guru dengan mendengar pendapatnya terlebih dahulu. Jangan langsung menyangkal, melawan, atau menyela. Lebih baik meminta izin terlebih dahulu untuk berbicara, yang mana menunjukkan sifat hormat pada pembicara dan adab terhadap guru.Â
Meski guru adalah sumber ilmu dan seorang pengajar, mereka juga bisa salah. Lantas apakah berarti kamu boleh mengkritik? Mengkritik juga ada aturannya. Sampaikan dengan tegas, sopan, dan lakukan dengan tujuan memperbaiki. Hindari juga mengkritik di depan umum, karena sama saja menyebar aib dan bisa merusak nama atau citra si guru.Â
Punya pertanyaan? Silahkan untuk bertanya! Tapi, ikuti aturan dan lakukan dengan sopan. Lemparkan pertanyaan yang sesuai tanpa ada tujuan merendahkan. Ingat juga untuk bertanya dengan batasan. Batasan apa? Kamu harus tahu, apakah pertanyaan tersebut akan membuat sakit hati, normal, atau terlalu pribadi.Â
Selain dari interaksi dengan guru, adab kepada para guru juga bisa ditunjukkan dari hal yang positif. Seperti tidak terlambat sekolah, yang mana menjadi cerminan kalau kamu taat pada aturan.Â
Mengajar itu bukan hal yang mudah. Mencari materi, memberikan sarana yang baik, dan menyampaikan secara maksimal pun butuh usaha. Karena itu hormati usaha guru dari bentuk materi dan sarananya. Karena tidak tentu orang lain bisa memberikan bahan yang baik pula. Â
Mengikuti aturan sekolah akan mencegah rasa kecewa dan membuat guru marah. Secara tidak langsung hal ini adalah adab terhadap guru dan cara menghormati guru dengan tidak membuatnya jengkel dengan menunjukkan perilaku positif dan seharusnya.Â
Sikap sopan dan ramah memiliki banyak bentuk. Yang paling sederhana adalah berterima kasih kepada guru, menaati perintah guru, dan menghormati mereka baik di dalam dan di luar kelas.Â
Etika juga memiliki beragam bentuk dan contoh. Mulai dari tidak berjalan di depannya tanpa permisi, tidak mengganggu guru saat di kelas atau di luar kelas, menipu, bertindak kasar, dan membuka aib. Dari hal kecil ini, maka kamu sudah menunjukkan rasa hormat pada guru.Â
Â
adab bisa membentuk perilaku positif yang akan menjadikan manusia adil, beradab, dan bertanggung jawab. Secara tidak langsung, manfaatnya pun akan mencakup mendapat pahala yang besar. Mengapa demikian? Karena adab terhadap guru adalah salah satu bagian ajaran agama.
Adab kepada guru itu sama pentingnya dengan menunjukkan adab kepada orang tua. Selain masuk adalah ajaran agama, adab adalah wujud rasa hormat dan sopan santun anak kepada orang tuanya. Meski manfaatnya tidak langsung tampak. Namun, terdapat kepercayaan bahwa adab akan memberikan efek dan hasil baik di masa depan.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.Â
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!