Jalan-jalan keliling dunia di masa-masa pandemi, kenapa engga?
Field study adalah kegiatan yang tentunya selalu dinanti-nantikan oleh siswa-siswi Global Prestasi setiap tahunnya. Meskipun kondisi saat ini belum memungkinkan untuk jalan-jalan tapi hal itu tidak menghalangi kreatifitas tim guru untuk tetap menjalankan field study.
Nah, sebenarnya sih kita bisa saja mengunjungi tempat field study dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, tetapi kami tetap memilih tinggal di rumah saja mengikuti arahan dari pemerintah. Field study kali ini kami lakukan dengan nuansa yang berbeda karena dilakukan secara virtual, namun siswa-siswi kita ajak keliling dunia loh.
Kemana aja sih mereka? Let’s go!
Siswa kelas 1 mengunjungi Museum Hermitage di Saint Petersburg, Rusia. Mereka belajar tentang benda-benda peninggalan bersejarah. Setelah itu, siswa diajak mengunjungi daerah Murnmask untuk melihat Aurora Borealis. Wow, pengalaman yang menakjubkan bagi siswa kelas 1 Global Prestasi!
Siswa kelas 2 diajak mengunjungi Monterey Bay, California, Amerika Serikat. Mereka melihat keanekaragaman satwa yang ada di kebun binatang tersebut. Ternyata banyak sekali satwa menarik yang dapat dilihat meski secara virtual ya.
Sementara siswa kelas 3 menjelajahi negara Jepang. Mereka berkesempatan mengunjungi Tokyo Tower, Patung Hachiko, Harajuku, dan Disney land Tokyo. Seru ya!
Siswa kelas 4 mengenal salah satu situs warisan dunia, yaitu Machu Picchu, Peru, Amerika Selatan. Mereka mempelajari tentang peradaban peninggalan suku Inca yang menakjubkan. Pengetahuan bertambah meski field study dari rumah.
Siswa kelas 5 berangkat field study untuk menambah pengetahuan tentang situs arkeologikal di Timur Tengah yaitu Petra, Jordania. Mereka melihat tentang bangunan arsitektur yang terbuat dari bebatuan. Wah, jadi ingin pergi ke sana secara langsung!
Nah, kalau siswa kelas 6 mengunjungi Museum Louvre, Paris, Perancis. Mereka melihat-lihat benda peninggalan sejarah di museum tersebut. Setelah itu anak-anak mengunjungi Menara Eiffel. Mengesankan bukan?
Wow… Enam negara berbeda yang dikunjungi oleh siswa-siswi Global Prestasi sangat menambah wawasan di masa pandemi ini.
Semoga suatu hari nanti kami bisa mengunjungi tempat-tempat tersebut secara nyata, ya. Jadi, pandemi tidak menghalangi kami untuk field study, ya.
Ditulis oleh, Bawono Joshua, seorang guru Science tingkat SD.
Disunting oleh, Asep Deni Saputra, Eka Kurniasih, Mario Giovanni.
Diabadikan oleh, Sundosari Pratiwi, Sydney Liza Andrea Paath, Yohana Clara, Olga Tiara Ristiningtyas, Apriana Dwi Utami, Sri Muliani.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.Â
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!