Pada tanggal 17 hingga 19 April 2024, peserta didik kelas 5 Global Prestasi School memasuki pengalaman yang mendalam dan berharga di Villa Bukit Pinus, Bogor. Sebuah perjalanan tiga hari yang diarahkan untuk melatih dan membangun karakter mereka, membawa mereka melalui serangkaian aktivitas yang merangsang kemandirian, kreativitas, kerja tim, dan kemampuan komunikasi.
Kegiatan ini bukan sekadar perjalanan rekreasi biasa, tetapi merupakan upaya serius untuk melatih peserta didik agar menjadi individu yang lebih baik, lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata, dan lebih tangguh dalam menghadapi berbagai situasi. Dengan pendekatan yang menyeluruh, mereka diajak untuk memperluas batas-batas diri mereka dan menggali potensi yang mungkin belum mereka sadari.
Salah satu elemen kunci dari kegiatan ini adalah permainan outdoor yang dilakukan secara tim. Di tengah-tengah alam yang indah, peserta didik diajak untuk berkolaborasi, merencanakan strategi, dan menyelesaikan tantangan bersama-sama. Dalam suasana yang penuh semangat dan kegembiraan, mereka belajar untuk menghargai peran masing-masing dan memahami pentingnya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
Tak hanya itu, performance kreativitas tim juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman ini. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide mereka melalui seni dan pertunjukan, memperlihatkan bakat mereka secara kolektif. Ini bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga tentang proses kolaboratif yang memperkuat ikatan antar siswa dan memupuk rasa kepercayaan diri.
Selain itu, kegiatan survival game juga memberikan tantangan dimana mereka belajar untuk mendirikan tenda darurat menggunakan tali dan kain. Selanjutnya mereka juga dilatih untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam hal memasak menu sederhana, dan serunya adalah para guru yang mendampingi bertindak sebagai jurinya.
Acara ditutup dengan puncak kegembiraan, yaitu acara barbeque bersama. Di tengah-tengah atmosfer yang santai dan ramah, peserta didik dapat bersantai, bercanda, dan berbagi cerita tentang pengalaman mereka selama kegiatan. Ini menjadi momen berharga yang memperkuat ikatan persaudaraan di antara mereka dan mengukuhkan hasil dari perjalanan karakter yang mereka lalui bersama.
Secara keseluruhan, kegiatan Character Building ini tidak hanya memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi peserta didik kelas 5 Global Prestasi School, tetapi juga menjadi fondasi yang kokoh dalam pembentukan karakter mereka. Melalui serangkaian aktivitas yang bervariasi dan terarah, mereka dibantu untuk menjadi individu yang mandiri, kreatif, mampu bekerja dalam tim, dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Penulis: Tahta Aksa Maha Raya
Penyunting: Lady Yesisca
Dokumentasi: Guru-guru SD Global Prestasi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.Â
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!