Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.Â
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!
Baca juga: 10 Mainan Montessori Terbaik untuk Anak
​Permainan tradisional Indonesia adalah aktivitas bermain yang diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat Indonesia. Permainan ini menggunakan alat-alat sederhana atau bahkan tanpa alat, dan sering dimainkan oleh anak-anak di berbagai daerah.Â
Selain sebagai sarana hiburan, permainan tradisional juga mengandung nilai-nilai budaya, pendidikan, dan sosial yang penting, seperti kerja sama, sportivitas, dan kreativitas.
Permainan tradisional memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari permainan modern. Berikut adalah beberapa di antaranya:​
Baca Juga: 5 Contoh Kegiatan Melatih Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun
Berikut adalah 15 permainan tradisional Indonesia yang masih populer dan seru dimainkan hingga kini.
Kelereng atau gundu adalah permainan tradisional yang menggunakan bola kecil dari kaca atau tanah liat. Permainan ini biasanya dimainkan di tanah dengan membuat lubang kecil sebagai target.Â
Pemain melempar kelereng dari garis lempar secara bergiliran, dengan tujuan memasukkan kelereng ke dalam lubang atau mengenai kelereng lawan. Jika berhasil, pemain mendapatkan poin atau kelereng lawan. Pemenangnya adalah yang mengumpulkan kelereng terbanyak.
Selain menghibur, permainan ini melatih ketelitian karena membutuhkan fokus tinggi untuk membidik kelereng lawan. Gerakan menyentil juga meningkatkan koordinasi tangan serta keterampilan motorik halus.
Engklek adalah permainan tradisional yang dimainkan dengan melompat menggunakan satu kaki melewati kotak-kotak yang digambar di tanah. Lapangan permainan biasanya berbentuk pola rumah atau huruf "T" dengan tujuh hingga sepuluh kotak.Â
Setiap pemain memiliki "gaco" (batu pipih) yang dilempar ke kotak pertama sebelum mulai melompat. Pemain harus melompati semua kotak hingga kembali sambil mengambil gaco tanpa kehilangan keseimbangan atau menginjak garis.
Aturan permainan cukup sederhana, jika gaco tidak mendarat di kotak yang benar atau pemain menginjak garis, giliran berpindah. Pemain yang berhasil melewati seluruh kotak dapat menandai satu kotak sebagai "rumah", yang tidak boleh diinjak lawan.Â
Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah kotak yang dikuasai. Selain menyenangkan, engklek melatih keseimbangan, ketangkasan, dan koordinasi tubuh.
Petak umpet adalah permainan tradisional di mana satu pemain menjadi penjaga yang bertugas mencari pemain lain yang bersembunyi. Penjaga dipilih melalui hompimpa atau suit.
Setelah terpilih, ia menutup mata dan menghitung hingga angka tertentu, sementara pemain lain mencari tempat persembunyian. Setelah selesai menghitung, penjaga mulai mencari mereka.Â
Pemain yang bersembunyi harus kembali ke "benteng" tanpa tertangkap. Jika penjaga menemukan pemain dan menyebut namanya sebelum mereka mencapai benteng, pemain tersebut menjadi penjaga di ronde berikutnya.
Permainan ini melatih keterampilan sosial, koordinasi motorik, serta konsentrasi anak. Bersembunyi dan berlari membantu meningkatkan daya tahan fisik, sementara interaksi dengan teman mengajarkan kerja sama dan strategi.
Bola bekel dimainkan menggunakan bola kecil dari karet dan beberapa biji bekel berbahan logam atau plastik. Permainan dimulai dengan melempar bola ke atas sambil menyebar biji bekel di lantai.Â
Pemain harus mengambil biji bekel dalam urutan tertentu sebelum bola memantul kembali. Jika gagal, giliran berpindah ke pemain lain.
Permainan ini melatih motorik halus dengan meningkatkan koordinasi mata-tangan, ketangkasan jari, dan konsentrasi. Selain itu, bola bekel juga membantu anak mengembangkan keterampilan sosial melalui interaksi dengan teman-teman.
Gobak sodor adalah permainan tradisional Indonesia yang melibatkan dua tim dan menguji kelincahan serta strategi pemainnya.​ Gobak sodor dimainkan oleh dua tim dengan jumlah anggota yang sama.Â
Satu tim bertugas sebagai penjaga garis, sementara tim lainnya berusaha melewati garis pertahanan hingga kembali ke garis awal tanpa tersentuh. Jika seluruh tim penyerang berhasil, mereka menang; jika tersentuh, peran berganti.
Strategi tim penyerang melibatkan gerakan tipu dan kerja sama untuk mencari celah, sedangkan tim penjaga harus fokus menjaga posisi dan mengantisipasi lawan. Permainan ini melatih ketangkasan, strategi, dan kekompakan tim.
Lompat tali adalah permainan tradisional Indonesia yang populer, menggunakan tali yang biasanya terbuat dari rangkaian karet gelang sepanjang 3–5 meter.Â
Lompat tali dimainkan dengan tali dari rangkaian karet gelang, diputar oleh dua pemain, sementara yang lain melompat mengikuti ritme. Jika pemain menyentuh tali atau gagal melompat, giliran berpindah.
Untuk meningkatkan kelincahan, pemain harus menjaga keseimbangan, menggunakan ujung kaki saat melompat, dan berlatih variasi lompatan seperti lompat satu kaki atau silang. Permainan ini melatih koordinasi, kecepatan, dan kekompakan tim.
Layang-layang adalah permainan tradisional yang telah lama menjadi bagian dari budaya Indonesia. Layang-layang telah dimainkan sejak zaman kuno, dengan bukti sejarah di gua Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.Â
Permainan ini menggunakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan dengan bantuan angin dan dikendalikan melalui benang.
Untuk menerbangkannya, pemain mencari area terbuka dan mengatur tarikan benang agar layang-layang tetap stabil di udara. Selain menyenangkan, permainan ini melatih motorik, meningkatkan konsentrasi, dan mempererat interaksi sosial.
Congklak adalah permainan tradisional yang populer di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.Â
Permainan ini dimainkan oleh dua orang dengan papan berlubang dan biji kecil. Pemain mengambil biji congklak dari satu lubang dan menyebarkannya searah jarum jam. Tujuannya adalah mengumpulkan biji terbanyak di lubang besar milik mereka.
Selain sebagai hiburan, congklak memiliki nilai edukatif, seperti melatih kemampuan berhitung, strategi, dan kesabaran. Permainan ini juga mengajarkan sportivitas dan interaksi sosial yang positif.
Dalam permainan Ular Naga, pemain berbaris sambil berpegangan pada bahu atau pinggang teman di depannya. Dua pemain di depan membentuk "gerbang" dengan tangan terangkat, sementara barisan bergerak melingkar dan menyanyikan lagu khas.Â
Saat lagu berhenti, pemain di barisan terakhir ditangkap dan dikeluarkan dari permainan atau memilih salah satu kelompok. Permainan ini melatih kerja sama, kelincahan, dan interaksi sosial anak-anak.
Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang menggunakan sepasang tongkat panjang dengan pijakan kaki di ketinggian tertentu. Pemain berdiri di atas pijakan tersebut dan berjalan atau berlomba mencapai garis finis.Â
Permainan ini bermanfaat untuk meningkatkan keseimbangan, koordinasi, dan keterampilan motorik. Sebagai warisan budaya, egrang perlu dilestarikan agar tetap dikenal dan dimainkan oleh generasi mendatang.
Gasing dimainkan dengan melilitkan tali pada badan gasing, lalu melemparkannya ke tanah agar berputar stabil. Pemain bisa berlomba menjaga putaran gasing paling lama atau saling menjatuhkan gasing lawan.Â
Pemenang ditentukan berdasarkan gasing yang berputar paling lama atau tetap berdiri setelah bertabrakan dengan gasing lain.
Selain sebagai hiburan, bermain gasing juga melatih keterampilan motorik, ketangkasan, dan konsentrasi pemainnya.Â
Injit-Injit Semut adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh dua orang atau lebih dengan cara menumpuk tangan secara bergantian dan mencubit punggung tangan pemain di bawahnya sambil menyanyikan lagu "Injit-injit semut, siapa sakit naik ke atas."Â
Pemain yang merasa sakit akan menarik tangannya ke atas, dan permainan berlanjut hingga semua pemain merasakan giliran. Permainan ini sederhana, tidak memerlukan alat bantu, serta mengajarkan kebersamaan dan kasih sayang antar pemain.
Kuda Loncat adalah permainan tradisional Indonesia yang populer di kalangan anak-anak. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, tetapi juga bisa diikuti anak perempuan.
Kuda Loncat dimainkan dengan satu pemain berjongkok sebagai "kuda," sementara lainnya melompatinya secara bergiliran. Setelah melompati, dilakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kuda" berikutnya.Â
Permainan ini melatih kelincahan, keseimbangan, dan kerja sama antar pemain.
Permainan ini menggunakan sandal panjang yang terbuat dari kayu, yang dapat menampung beberapa pemain sekaligus.
Mereka harus melangkah serempak menuju garis finis, mengandalkan koordinasi dan keseimbangan. Permainan ini melatih kerja sama, konsentrasi, serta keseimbangan tubuh, dan sering dimainkan dalam perlombaan tradisional.
Bentengan adalah permainan tradisional Indonesia yang dimainkan oleh dua kelompok, masing-masing memiliki markas atau "benteng" yang biasanya berupa tiang atau pohon.Â
Tujuan utama permainan ini adalah menyentuh benteng lawan sambil meneriakkan "Benteng!" tanpa tertangkap. Jika tertangkap, pemain menjadi tawanan dan hanya bisa dibebaskan oleh rekan setim yang berhasil menyentuhnya tanpa tertangkap.Â
Permainan ini mengandalkan kecepatan, kelincahan, strategi, serta kerja sama tim. Selain seru, bentengan juga bermanfaat untuk melatih komunikasi, koordinasi, dan daya tahan fisik pemainnya.
Permainan tradisional Indonesia tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bermanfaat untuk perkembangan anak. Berikut merupakan manfaat permainan tradisional bagi anak.Â
Permainan seperti petak umpet dan kelereng mendorong anak-anak untuk berpikir kreatif dalam mencari tempat persembunyian atau strategi bermain. Aktivitas ini meningkatkan daya imajinasi dan kemampuan memecahkan masalah.
Permainan tim seperti gobak sodor dan lompat tali menuntut anak-anak untuk berkolaborasi dan berkomunikasi efektif. Hal ini membantu mereka belajar bekerja sama, memahami peran dalam kelompok, dan meningkatkan keterampilan sosial.
Meskipun sederhana, permainan tradisional memiliki keseruan tersendiri yang tak kalah menarik dibanding permainan digital.
Permainan tradisional Indonesia tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga sarat dengan nilai edukatif yang memperkenalkan anak-anak pada budaya dan karakter bangsa.Â
Melalui permainan seperti petak umpet dan kelereng, anak-anak belajar tentang kreativitas, strategi, dan pemecahan masalah.Â
Selain itu, permainan tim seperti gobak sodor dan lompat tali menekankan pentingnya kerja sama, komunikasi, dan sportivitas. Dengan demikian, permainan tradisional berperan penting dalam membentuk karakter anak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal.
Baca Juga: Dari Kampung ke Museum: Pengalaman Budaya Tak Terlupakan Siswa GPS
Ingin mengenal lebih banyak permainan tradisional Indonesia yang seru dan edukatif? Di Global Prestasi School, kami tidak hanya mengenalkan permainan ini secara teori, tetapi juga mengajak siswa untuk merasakannya langsung melalui pengalaman bermain yang menyenangkan dan bermanfaat.
Daftarkan anak Anda sekarang dan berikan mereka kesempatan untuk belajar sambil bermain dengan permainan tradisional yang kaya akan nilai budaya!
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Pendidikan adalah kunci kesuksesan, namun biaya pendidikan seringkali menjadi hambatan bagi banyak siswa. Kabar baiknya, Program Beasiswa SMA 2025 kini dibuka untuk siswa-siswi berprestasi yang membutuhkan bantuan finansial.
Simak informasi lengkapnya di bawah ini dan segera daftarkan diri Anda!