Berita & Acara
img-4

Contoh Kalimat Aktif dan Pasif: Pengertian, Contoh, dan Cara Menggunakannya

15 January 2024

Apakah Anda sering bingung tentang perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif?. Dalam dunia bahasa Indonesia, pemahaman yang jelas tentang kedua jenis kalimat ini sangatlah penting agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dan efektif.

Kalimat aktif dan pasif memiliki perbedaan dalam struktur, makna, dan cara penggunaannya. Dalam artikel ini, akan dijelaskan pengertian, contoh, dan cara menggunakan kalimat aktif dan pasif. Setelah memahami hal ini dengan baik, Anda akan menjadi lebih terampil dalam menulis dan berbicara dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga: 6 Cara Mengajari Anak Mengenal Huruf ABC, Lebih Efektif!

Pengertian Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Memahami kalimat aktif dan pasif itu sebenarnya penting, agar kita dapat menggunakan kalimat dengan tepat. Sehingga saat berkomunikasi pun lebih enak didengar dan mudah dipahami orang lain. Yuk, ketahui kedua pola kalimat berikut.

Kalimat Aktif dan Pasif Beserta Contohnya

Kalimat aktif adalah jenis kalimat yang subjeknya melakukan aksi atau memberikan pengaruh terhadap objek. Dalam kalimat aktif, subjek menjadi pelaku utama dalam kalimat tersebut. Contohnya, "Anita membaca buku". Dalam kalimat ini, Anita adalah subjek yang melakukan aksi membaca terhadap objek yaitu buku.

Kalimat pasif adalah jenis kalimat yang subjeknya menerima aksi atau pengaruh dari objek. Dalam kalimat pasif, objek menjadi yang paling penting dalam kalimat tersebut. Contohnya, "Buku itu dibaca oleh Anita". Dalam kalimat ini, objek yaitu buku menjadi yang paling penting dan menerima aksi dibaca oleh subjek yaitu Anita.

Perbedaan antara Kalimat Aktif dan Pasif

Perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif yaitu terletak pada:

  • Peran subjek dan objek dalam kalimat. Pada kalimat aktif, subjek menjadi pelaku utama, sedangkan pada kalimat pasif, objek menjadi yang paling penting.
  • Peran kata kerja, pada kalimat pasif menggunakan bentuk pasif (dibaca), sedangkan dalam kalimat aktif, kata kerja menggunakan bentuk aktif (membaca).
  • Dalam komunikasi sehari-hari, kalimat aktif biasa digunakan karena lebih sederhana dan langsung menunjukkan siapa yang melakukan aksi. Sementara kalimat pasif sering digunakan ketika penekanan objek lebih penting daripada penekanan pelakunya.

Dalam penulisan, pemilihan antara kalimat aktif dan pasif dapat mempengaruhi gaya tulisan dan pemahaman pembaca. Pemilihan kalimat aktif atau pasif juga dapat bergantung pada konteks dan tujuan penulisan.

Contoh Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Ada tiga bentuk kalimat yang paling sering digunakan, yaitu sederhana, pertanyaan, dan perintah. Untuk lebih jelasnya mari melihat contoh kalimat aktif dan kalimat pasif untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang perbedaan antara keduanya. 

Contoh Kalimat Aktif

  • Sederhana: "Aku membeli buku itu". Dalam kalimat ini, subjeknya adalah "aku" dan tindakan yang dilakukan adalah "membeli". Kalimat ini menunjukkan bahwa aku melakukan tindakan membeli buku itu.
  • Dalam bentuk pertanyaan: "Siapa yang menang?" Meskipun kalimat ini berbentuk pertanyaan, namun tetap termasuk dalam kalimat aktif. Subjeknya adalah "siapa" dan tindakan yang dilakukan adalah "menang". Kalimat ini menanyakan siapa yang melakukan tindakan menang.
  • Dalam bentuk perintah: "Makan sayur setiap hari!" Kalimat perintah juga termasuk dalam kalimat aktif. Subjeknya adalah "kamu" (meskipun tidak diungkapkan secara eksplisit) dan tindakan yang dilakukan adalah "makan". Kalimat ini memberi instruksi kepada seseorang untuk melakukan tindakan makan sayur setiap hari.

Dalam setiap contoh kalimat aktif tersebut, subjeknya melakukan tindakan atau menjadi agen yang melakukan tindakan.

Hal ini membuat kalimat menjadi lebih jelas dan terfokus pada subjek yang melakukan tindakan tersebut. Dalam penulisan kalimat aktif, penting untuk menjaga konsistensi dan membuat kalimat menjadi lebih padat dan langsung ke intinya.

Contoh Kalimat Pasif

  • Sederhana: "Buku itu dibeli olehku". Contoh kalimat ini menunjukkan penggunaan kalimat pasif dalam bentuk yang sederhana. Dalam kalimat ini, subjek yang melakukan tindakan (pembelian buku) tidak disebutkan. Fokus utama adalah pada obyek yang menerima tindakan (buku) dan orang yang melakukan tindakan (saya).
  • Dalam bentuk pertanyaan: "Buku ini dibeli oleh siapa?" Contoh kalimat ini menunjukkan penggunaan kalimat pasif dalam bentuk pertanyaan. Kalimat ini menekankan pada obyek yang menerima tindakan (buku) dan orang yang melakukan tindakan (siapa). Dalam kalimat ini, ingin mengetahui siapa yang melakukan pembelian terhadap buku tersebut.
  • Dalam bentuk perintah: "Sayur harus dimakan setiap hari!" Contoh kalimat ini menunjukkan penggunaan kalimat pasif dalam bentuk perintah. Meskipun dalam kalimat ini terdapat kata kerja "dimakan" yang merupakan bentuk pasif, namun secara umum kalimat ini lebih sering digunakan dalam bentuk aktif. 

Penting untuk diingat bahwa penggunaan kalimat pasif dapat memberikan variasi dalam struktur kalimat dan memiliki peran yang penting dalam keberagaman gaya penulisan.

Cara Menggunakan Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Setelah memahami kedua pola kalimat ini, aktif dan pasif, mari kita mulai mempraktikkannya. Berikut penjelasan cara menggunakan kalimat aktif dan pasif beserta kelebihan, kekurangan, dan kapan waktu yang tepat menggunakannya.

Kelebihan dan kekurangan kalimat aktif

Kelebihan kalimat aktif adalah bahwa mereka memberikan penekanan pada pelaku tindakan. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan terhadap objek. Contohnya adalah "Saya menulis artikel ini". Kalimat aktif memberikan kejelasan dan kekuatan pada penyampaian pesan.

Namun, ada juga kekurangan dalam penggunaan kalimat aktif. Kadang-kadang, subjek dari kalimat aktif mungkin tidak diketahui atau tidak ingin disebutkan. Dalam beberapa kasus, kalimat aktif juga bisa terdengar terlalu lugas dan kurang sopan. 

Kelebihan dan kekurangan kalimat pasif

Kalimat pasif memberikan penekanan pada objek yang menerima tindakan. Dalam kalimat pasif, subjek menjadi objek, sementara objek menjadi subjek. Contohnya adalah "Artikel ini ditulis oleh saya". Kalimat pasif sering digunakan ketika subjek pelaku tidak penting atau tidak diketahui.

Namun, ada juga kekurangan dalam menggunakan kalimat pasif. Terkadang, kalimat pasif dapat membuat kalimat terdengar kurang jelas atau membingungkan. Penggunaan kalimat pasif yang berlebihan juga dapat membuat tulisan terasa membosankan atau kurang berenergi.

Kapan menggunakan kalimat aktif dan pasif

Kapan sebaiknya menggunakan kalimat aktif dan kapan sebaiknya menggunakan kalimat pasif? Jawabannya tergantung pada konteks dan tujuan tulisan. Sebaiknya menggunakan kalimat aktif ketika ingin menekankan pelaku atau ketika pelaku tindakan menjadi informasi penting dalam kalimat tersebut. 

Sebaiknya menggunakan kalimat pasif ketika subjek pelaku tidak penting atau tidak diketahui, atau ketika ingin menekankan objek yang menerima tindakan. Misalnya, dalam kalimat "Artikel ini ditulis oleh saya", perhatian lebih diberikan pada fakta bahwa artikel ditulis, bukan pada siapa yang menulisnya.

Tips mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan sebaliknya

Jika Anda ingin mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif atau sebaliknya, ada beberapa tips yang dapat Anda ikuti. Pertama, identifikasi subjek, objek, dan tindakan dalam kalimat tersebut. Kemudian, ubah posisi subjek dan objek, dan tambahkan kata kerja bantu yang sesuai seperti "telah" atau "akan". 

Misalnya, kalimat "Saya membeli buku itu" dapat diubah menjadi "Buku itu dibeli oleh saya". Dalam penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis kalimat dan menggunakan mereka sesuai dengan konteks dan tujuan tulisan .

Kalimat Aktif dan Pasif Berguna pada Kehidupan Sehari-hari

Kalimat aktif dan kalimat pasif memiliki perbedaan dalam struktur dan makna. Kalimat aktif mengungkapkan subjek yang melakukan tindakan, sedangkan kalimat pasif menekankan objek yang menerima tindakan.

Pemahaman yang baik tentang penggunaan kedua jenis kalimat ini penting dalam menulis dan berkomunikasi dengan efektif. Baik dalam penulisan maupun komunikasi, pemahaman bentuk kalimat ini membuat pesan Anda tersampaikan dengan baik dan jelas.

Berita & Acara Terbaru
img-5
Pengertian & Contoh Kata Homonim dalam Bahasa Indonesia Beserta Klasifikasinya Menurut KBBI
15 April 2025

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.

Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.

Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.

img-6
Cara Mudah dan Seru Mengajarkan Anak Membaca di Rumah Tanpa Mengeja
15 April 2025

Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.

Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.

Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!

img-7
Permainan Tradisional Anak Indonesia: Contoh, Aturan & Keseruan
14 April 2025

Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.

Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial. 

Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.

Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!

img-14
Please Flip Your Phone To Continue
img-15
Tour 360
img-16
Tour 360
img-17
Enrollment
img-18
E-Library