Pernah dengar istilah SPOK? Tentu sudah tidak asing lagi jika Anda pernah mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Perlu diketahui bahwa sebuah kalimat agar memiliki makma harus memiliki pola. Pola inilah yang disebut sebagai pola SPOK. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai contoh kalimat SPOK dan penggunaannya, yuk, intip penjelasan di bawah ini.
Buku berjudul Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan bahwa kalimat dalam bahasa tulis memiliki pola dasar berupa Subjek dan Predikat. Struktur S+P ini diperluas menjadi beberapa tipe struktur kalimat dengan tambahan beberapa unsur selain subjek dan predikat yakni objek, pelengkap dan keterangan.
Subjek ialah kata yang memiliki fungsi dalam kalimat sebagai pokok kalimat. Subjek bisa berupa kata benda atau nomina, kata benda atau frasa nominal dan klausa. Subjek bisa dicari dengan penggunaan kata tanya apa atau siapa. Hal ini karena subjek berisi keterangan siapa yang menjadi pelaku dalam sebuah kalimat.
Ada beberapa contoh kalimat dengan penekanan pada subjek yang bisa Anda pelajari. Dalam sebuah kalimat ‘Andi pergi memancing’, S atau subjek yang digunakan yaitu Andi. Kalimat lain yang bisa dijadikan contoh yakni ‘Kakek sedang tidur di kamar’ dimana subjeknya yakni kakek.
Predikat adalah unsur utama pada suatu kalimat dan bisa menggunakan kata kerja, Kumpulan kata kerja, kata sifat, kumpulan kata sifat, kata benda atau kumpulan kata benda. Jika fungsi predikat menggunakan kata kerja, maka bisa dinegasikan dengan penambahan kata ‘tidak’. Sementara itu, jika predikat berfungsi sebagai kata benda, maka bisa menambahkan kata ‘bukan’.
Contoh kalimat ‘Tina membersihkan tempat tidurnya’ dan ‘Tina tidak membersihkan tempat tidurnya’ memiliki kata ‘membersihkan’ sebagai predikat yang menggunakan kata kerja. Untuk menegaskannya, Anda bisa menambahi kata ‘tidak’. Hal ini juga berlaku pada predikat kata benda tetapi dengan penambahan kata ‘bukan’,
Objek ialah unsur kalimat yang didahului oleh predikat. Terdapat dua jenis objekyakni objek langsung dan tidak langsung. Objek langsung diatur oleh aksi kata kerja serta menerima aksi dari kata kerja. Jenis obyek ini mengacu pada kata benda atau kata ganti. Objek ini pun mudah diidentifikasi. Sementara itu, objek tidak langsung mengacu pada penerima objek langsung.
Adapun contoh objek langsung yakni ‘Rina mengelus seekor kucing’ dan objek tidak langsung ‘Kucing dielus Rina’. Pada kalimat pertama, subjeknya yakni ‘Rina’ dan predikatnya yakni ‘Mengelus’. Obyek langsung berupa ‘Kucing’ yakni kata benda yang tunduk pada tindakan subyek. Berbeda dengan kalimat kedua yakni ‘Kucing’ bertindak sebagai objek tidak langsung.
Pada kalimat, keterangan ialah unsur kalimat yang bersifat opsional atau tidak wajib. Keterangan bisa diisi dengan nomina atau frasa nominal, frasa numeral, frasa preposisional atau adverbia. Unsur ini wajib ada meskipun jika menjadi bagian dari predikat. Contohnya yakni ‘Profesor senior itu berangkat kemarin malam’ dan ‘Mobil menuju ke Jalan Supomo’.
Keberadaan keterangan pada contoh kalimat "Profesor senior itu berangkat" bersifat optional karena sifatnya tidak melekat pada predikat. Tanpa adanya kata keterangan, kalimat tersebut masih bersifat utuh dan dapat diterima secara gramatikal. Sedangkan, pada contoh kalimat kedua, "Mobil menuju ke Jalan Suppomo", posisi kata keterangan wajib disertakan karena sifatnya menerangkat kata predikat.
Ada beberapa contoh kalimat berpola SPOK dalam tata Bahasa Indonesia yang bisa dijadikan sebagai contoh. Kalimat ‘Ibu membeli sayuran di pasar’ memiliki kata ‘Ibu’ sebagai subjek, ‘Membeli’ sebagai predikat, ‘Sayuran’ sebagai objek dan ‘Di pasar’ sebagai keterangan. Selain itu, kalimat ‘Bu Dokter memeriksa Ibuku di klinik’ juga termasuk contoh kalimat SPOK.
Kalimat tersebut terdiri dari ‘Bu dokter’ sebagai subjek atau pelaku tindakan tersebut. unsur predikat berupa ‘Memeriksa’, ialah tindakan yang dilakukan oleh subjek terhadap objek. Adapun objekini berupa ‘Ibuku’ yang dikenai perlakuan. ‘di Pasar’ ialah keterangan yang menunjukkan lokasi terjadinya kegiatan tersebut.
Adapun kalimat lain dengan bentuk berbeda yakni ‘Adi menata rak buku agar rapi dan tidak berantakan’. Subjek pada kalimat tersebut yakni ‘Adi’ yang melakukan kegiatan ‘Menata’. ‘Menata’ ini berfungsi sebagai predikat pada kalimat. Objek kalimat ini yakni ‘Rak buku’ yang ditata. Sementara itu, ‘Agar rapi dan tidak berantakan’ ialah keterangan tujuan kalimat.
Contoh kalimat SPOK berikutnya yakni ‘Dian membaca buku cerita sebelum tidur’. Subjek kalimat ini yakni ‘Dina’ yang melakukan suatu tindakan. Tindakan ‘Membaca’ berfungsi sebagai predikat dan ‘Buku cerita’ sebagai objek yang dibaca subjek. Kemudian, ‘Sebelum tidur’ berperan sebagai kata keterangan waktu ketika subyek melakukan kegiatan tersebut.
Berikut adalah 59 contoh kalimat dengan pola SPOK (Subject-Predikat-Objek-Keterangan) beserta keterangan polanya:
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Calistung dan Tips Mengajarkannya pada Anak Sejak Dini
Dapat disimpulkan bahwa SPOK ialah pola kalimat yang tersusun dari beberapa unsur yakni subyek, predikat, obyek dan keterangan. Setiap unsur kalimat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda mulai pelaku, tindakan, benda atau hal yang dikenakan tindakan dan keterangan atau penjelasan tambahan.
Melalui partisipasi dalam acara seperti AYIMUN dan AWMUN, SMA Global Prestasi memberdayakan para siswanya untuk tumbuh menjadi kontributor aktif, berpengetahuan, dan mampu berperan di masyarakat global, mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin di panggung dunia.
Kemenangan tim HAWKS dan berbagai penghargaan yang diraih oleh SMA Global Prestasi di ajang DBL West Java-West Series 2024 merupakan hasil dari kerja keras, latihan intensif, serta dukungan penuh dari sekolah.
This adventure took them from immersive art installations in Bandung to the high-tech world of gaming and robotics, giving them an exciting look into creative industries and the fast-evolving realms of robotics and AI. Here’s a glimpse into the incredible journey!