Berita & Acara
img-4

Kegiatan Intrakurikuler: Pengertian, Contoh Kegiatannya pada Kurikulum Merdeka

14 May 2024

Kurikulum Merdeka hadir dengan membawa semangat baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah kegiatan intrakurikuler.

Berbeda dengan pendahulunya, kegiatan intrakurikuler di Kurikulum Merdeka memiliki fokus dan tujuan yang lebih jelas, yaitu untuk membantu peserta didik mencapai profil Pelajar Pancasila.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang kegiatan intrakurikuler, mulai dari pengertian, tujuan, hingga contoh kegiatannya dalam Kurikulum Merdeka Belajar.

Pengertian Kegiatan Intrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Kegiatan ini merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di sekolah dan berlangsung di bawah bimbingan guru.

Secara harfiah, intrakurikuler berasal dari kata "intra" yang berarti "di dalam" dan "kurikuler" yang berarti "berkaitan dengan kurikulum". Jadi, kegiatan intrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan di dalam kerangka kurikulum.

Kegiatan intrakurikuler berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah dan bersifat opsional bagi peserta didik.

 

Baca Juga: Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah: Tujuan dan Manfaat Bagi Siswa

 

Tujuan dan Fungsi Kegiatan Intrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler (KI) merupakan bagian penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dilaksanakan di bawah bimbingan guru dan terintegrasi dengan kurikulum, KI bertujuan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran dan mengembangkan diri secara menyeluruh.

Tujuan Kegiatan Intrakurikuler

Secara umum, KI memiliki 3 tujuan utama, yaitu:

  1. Memenuhi Tujuan Pembelajaran: KI dirancang untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Tujuan ini mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
  2. Mengembangkan Potensi Peserta Didik: KI mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensi diri secara optimal, baik dalam aspek intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual.
  3. Membentuk Profil Pelajar Pancasila: KI berperan penting dalam membantu peserta didik mewujudkan profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, berkeadilan dan bertanggung jawab, serta kreatif.

Fungsi Kegiatan Intrakurikuler

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, KI memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:

  1. Fungsi Edukatif: KI membantu peserta didik dalam memahami dan menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kehidupan.
  2. Fungsi Pengembangan: KI memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat, dan potensi diri mereka secara optimal.
  3. Fungsi Pembentukan Karakter: KI menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan karakter yang baik pada diri peserta didik, sehingga mereka menjadi individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.
  4. Fungsi Persiapan: KI mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi kehidupan di masa depan, baik dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun memasuki dunia kerja.

Manfaat Kegiatan Intrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler (KI) memiliki banyak manfaat bagi peserta didik, baik dalam aspek akademik, personal, maupun sosial. Berikut beberapa manfaat KI yang perlu dipahami.

Manfaat Akademik:

  1. Meningkatkan Prestasi Belajar: KI membantu peserta didik memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan mendalam, sehingga meningkatkan prestasi belajar mereka.
  2. Mengembangkan Keterampilan Berpikir: KI mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan problem solving, yang merupakan keterampilan penting untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
  3. Meningkatkan Motivasi Belajar: KI yang menarik dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, sehingga mereka lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.
  4. Memperluas Pengetahuan dan Wawasan: KI memungkinkan peserta didik untuk belajar berbagai hal baru di luar materi pelajaran yang diajarkan di kelas, sehingga memperluas pengetahuan dan wawasan mereka.

Manfaat Personal:

  1. Membangun Kepercayaan Diri: KI memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk tampil di depan orang lain dan menunjukkan kemampuan mereka, sehingga membantu membangun kepercayaan diri mereka.
  2. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi: KI mendorong peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Meningkatkan Kreativitas: KI yang dirancang dengan kreatif dan inovatif dapat membantu peserta didik mengembangkan kreativitas mereka.
  4. Membentuk Karakter Positif: KI menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan karakter yang baik pada diri peserta didik, sehingga mereka menjadi individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.

Manfaat Sosial:

  1. Meningkatkan Kerjasama Tim: KI yang melibatkan kerja kelompok mendorong peserta didik untuk belajar bekerja sama dengan orang lain, sehingga meningkatkan kemampuan kerjasama tim mereka.
  2. Membangun Rasa Saling Menghormati: KI yang menghargai keragaman dapat membantu peserta didik membangun rasa saling menghormati antar individu, sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif.
  3. Mengembangkan Kepemimpinan: KI yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memimpin dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka.
  4. Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Sosial: KI yang melibatkan kegiatan sosial dapat membantu peserta didik mengembangkan rasa tanggung jawab sosial mereka dan menjadi individu yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat.

Perbedaan Kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler

Baik kegiatan intrakurikuler (KI) maupun ekstrakurikuler (KS) merupakan elemen penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Keduanya memiliki tujuan untuk mendukung perkembangan peserta didik, namun dengan cara dan penekanan yang berbeda. Mari kita pahami perbedaan mendasar antara KI dan KS.

Dasar Pelaksanaan: Kurikulum vs Waktu Luang

Landasan utama yang membedakan KI dan KS adalah acuan pelaksanaannya. Kegiatan intrakurikuler didasarkan pada kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah dan sekolah.

Artinya, KI merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar di dalam kelas dan bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum.

Di sisi lain, kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Hal ini memberi keleluasaan pada peserta didik untuk memilih KS yang mereka minati.

Fokus utama KS bukanlah pencapaian target kurikulum, melainkan pengembangan minat, bakat, dan potensi peserta didik secara lebih luas.

Sifat Kegiatan: Wajib vs Opsional

Akibat dari perbedaan landasan pelaksanaan, sifat keikutsertaan dalam KI dan KS pun berbeda. Kegiatan intrakurikuler bersifat wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini untuk memastikan semua siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler bersifat opsional. Peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih KS yang mereka sukai sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk menggali potensi diri di luar bidang pelajaran formal yang diajarkan di kelas.

Tujuan Kegiatan: Capaian Pembelajaran vs Pengembangan Diri

Tujuan dari KI dan KS pun selaras dengan landasan dan sifat kegiatannya. Kegiatan intrakurikuler berfokus pada pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Guru akan menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memastikan peserta didik menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk pengembangan minat, bakat, dan potensi peserta didik secara lebih luas. KS memberikan wadah bagi siswa untuk mengeksplorasi kemampuan mereka di bidang tertentu, seperti olahraga, seni, sains, atau teknologi.

Melalui kegiatan ini, mereka dapat mengembangkan keterampilan tambahan yang tidak selalu didapatkan di dalam kelas.

Waktu Pelaksanaan: Di Dalam vs Di Luar Jam Pelajaran

Sesuai dengan namanya, kegiatan intrakurikuler dilaksanakan di dalam jam pelajaran. Sekolah akan mengalokasikan waktu khusus dalam jadwal untuk pelaksanaan KI sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.

Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran. Biasanya kegiatan ini diadakan setelah jam sekolah selesai atau pada akhir pekan. Hal ini memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk mengikuti KS tanpa mengganggu proses belajar formal mereka di kelas.

Penilaian: Formal vs Informal

Penilaian juga menjadi aspek yang membedakan KI dan KS. Kegiatan intrakurikuler dinilai secara formal dan menjadi bagian dari rapor peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya tidak dinilai secara formal dalam rapor. Namun, beberapa KS mungkin saja memiliki sistem penilaian tersendiri untuk memberikan penghargaan atau pengakuan atas prestasi yang diraih peserta didik.

Contoh Kegiatan Intrakurikuler

Kurikulum Merdeka memberikan ruang dan fleksibilitas yang lebih besar bagi guru dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Hal ini membuka peluang bagi terciptanya berbagai kegiatan intrakurikuler (KI) yang inovatif dan menarik. Berikut beberapa contoh KI yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Merdeka:

  1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning). Peserta didik mengerjakan proyek yang bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Contoh proyek: membangun rumah kardus sederhana untuk mempelajari konsep geometri, membuat film pendek tentang isu lingkungan, atau merancang kampanye edukasi tentang kesehatan mental.
  1. Pembelajaran Diferensiasi (Differentiated Instruction). Guru memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu peserta didik. Contoh diferensiasi: menyediakan berbagai tingkat kesulitan tugas, menggunakan berbagai metode pengajaran, dan memberikan pilihan kepada peserta didik dalam memilih topik pembelajaran.
  1. Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning). Peserta didik belajar bersama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas. Contoh kolaborasi: diskusi kelompok tentang suatu topik, mengerjakan proyek bersama, atau bermain peran untuk mempelajari sejarah.
  1. Pembelajaran Berbasis Bermain (Play-Based Learning). Peserta didik belajar melalui permainan yang edukatif dan menyenangkan. Contoh bermain: permainan simulasi, permainan edukasi online, atau permainan tradisional yang dimodifikasi dengan tujuan pembelajaran.
  1. Pembelajaran Tatap Muka (Face-to-Face Learning). Guru mengajar di depan kelas dan peserta didik mendengarkan serta mengerjakan tugas. Contoh: presentasi materi oleh guru, diskusi kelas, dan demonstrasi praktikum.
  1. Diskusi (Discussion). Peserta didik berdiskusi tentang suatu topik tertentu. Contoh: debat tentang isu sosial, diskusi kelas tentang teks sastra, atau brainstorming ide untuk proyek.
  1. Presentasi (Presentation). Peserta didik mempresentasikan hasil belajarnya di depan kelas. Contoh: presentasi hasil penelitian, presentasi proyek, atau presentasi portofolio seni.
  1. Praktikum (Laboratory Work). Peserta didik melakukan percobaan atau praktikum di laboratorium. Contoh: praktikum IPA, praktikum memasak, atau praktikum robotika.
  1. Kunjungan Lapangan (Field Trip). Peserta didik mengunjungi tempat-tempat yang relevan dengan materi pembelajaran. Contoh: kunjungan ke museum, situs sejarah, atau tempat wisata alam.
  1. Narasi Tamu (Guest Speaker). Mengundang narasumber ahli untuk berbicara di depan kelas. Contoh: mengundang penulis untuk berbicara tentang proses kreatifnya, mengundang ilmuwan untuk berbicara tentang penemuan terbaru, atau mengundang aktivis untuk berbicara tentang isu sosial.

Contoh di atas hanyalah beberapa contoh, dan masih banyak lagi jenis kegiatan intrakurikuler lainnya yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Merdeka. Kunci utama adalah memilih kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan peserta didik, dan konteks sekolah.

Pelaksanaan Kegiatan Intrakurikuler Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan yang lebih besar bagi sekolah dan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan intrakurikuler (KI) yang efektif dan berpusat pada peserta didik. Berikut beberapa poin penting dalam pelaksanaan KI di Kurikulum Merdeka:

  1. Fokus pada Tujuan Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila. KI harus dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum dan membantu peserta didik mengembangkan profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila meliputi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, berkeadilan dan bertanggung jawab, serta kreatif.
  1. Pendekatan Pembelajaran yang Beragam. Guru dapat menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif dalam pelaksanaan KI, seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran diferensiasi, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran berbasis bermain, dan lain sebagainya.
  1. Pemanfaatan Teknologi dan Media Pembelajaran. Teknologi dan media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk membuat KI lebih menarik, interaktif, dan efektif. Guru dapat menggunakan berbagai platform online, aplikasi edukasi, dan media audiovisual untuk mendukung proses pembelajaran.
  1. Pelibatan Peserta Didik dalam Perencanaan dan Pelaksanaan KI. Peserta didik harus dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan KI. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta masukan mereka tentang jenis kegiatan yang mereka inginkan, serta memberikan mereka kesempatan untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran.
  1. Penilaian yang Berkelanjutan dan Autentik. Penilaian dalam KI harus dilakukan secara berkelanjutan dan autentik. Guru dapat menggunakan berbagai metode penilaian, seperti observasi, portofolio, proyek, dan tes, untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik.
  1. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat. Sekolah dan guru dapat menjalin kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan KI. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan KI, seperti menjadi narasumber, menyediakan tempat belajar, atau membantu pendanaan.

Membentuk Generasi Muda Berkualitas dengan Kegiatan Intrakurikuler di Global Prestasi School

Kegiatan intrakurikuler (KI) merupakan elemen penting dalam sistem pendidikan di Indonesia, khususnya dalam Kurikulum Merdeka.

KI berperan dalam membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, mengembangkan potensi diri, dan membangun karakter yang sesuai dengan profil Pelajar Pancasila.

Global Prestasi School memahami peran penting KI dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk menyediakan berbagai kegiatan intrakurikuler yang inovatif, menarik, dan bermanfaat bagi peserta didik.

GPS menyediakan pendidikan usia dini hingga Sekolah Menengah Atas dengan pendekatan Montessori dan integrasi Kurikulum Nasional Merdeka Belajar serta Cambridge Assessment International Education.

Di sekolah ini, KI dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan minat peserta didik, serta menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang kreatif dan berpusat pada peserta didik. 

Kami juga melibatkan orang tua dan masyarakat dalam pelaksanaan KI untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan suportif.

Bersama Global Prestasi School, Membangun Masa Depan Gemilang!

Berita & Acara Terbaru
img-5
SMP
Melbourne Immersion Experience 2025
13 May 2025

From February 21 to 28, 2025, a group of our Junior High School students embarked on an unforgettable journey to Melbourne, Australia, as part of the International Immersion Program — a meaningful initiative that brings global education to life.

img-6
20+ Contoh Hewan Omnivora Pemakan Segala dan Ciri-Cirinya
29 April 2025

Pernahkah kamu merasa bingung saat melihat seekor hewan yang makan daging tapi juga lahap menyantap tumbuhan? Hal ini sering menimbulkan pertanyaan, "Sebenarnya hewan ini masuk ke golongan apa, sih?" 

Banyak orang masih kesulitan membedakan jenis-jenis hewan berdasarkan pola makannya, terutama hewan omnivora yang dikenal sebagai pemakan segala. Ketidaktahuan ini bisa membuat kita keliru saat belajar biologi atau mengenalkan jenis-jenis hewan pada anak-anak.

Tapi tenang, lewat artikel ini kamu akan menemukan jawabannya. Di sini akan mengupas tuntas tentang apa itu hewan omnivora, ciri-cirinya, dan tentunya daftar lebih dari 30 contoh hewan omnivora yang bisa kamu temui di berbagai lingkungan.

img-7
10 Contoh Hewan Karnivora, Si Pemakan Daging yang Cerdik
29 April 2025

Ketika mendengar kata karnivora, apa yang segera terlintas di benakmu? Mungkin bayangan singa yang sedang memangsa hewan lain di padang savana, atau serigala yang berlari cepat untuk menangkap mangsa untuk bertahan hidup.

Hewan karnivora memiliki kemampuan memangsa yang mengandalkan daging sebagai makanan utama. Didunia ini, ada juga hewan karnivora yang hidup di perairan dan berukuran besar.

Di alam liar, memang ada banyak sekali jenis hewan karnivora, mulai dari yang hidup di daratan, wilayah laut, hingga yang terbang di udara. 

Mereka dibekali berbagai kemampuan unik untuk menangkap dan memangsa hewan lain, mulai dari gigi tajam, cakar kuat, hingga strategi berburu yang cerdik. Penasaran siapa saja mereka?

Mari kenali lebih dekat 10 contoh hewan karnivora berikut ini yang tidak hanya ganas, tapi juga cerdas dalam berburu!

img-14
Please Flip Your Phone To Continue
img-15
Tour 360
img-16
Tour 360
img-17
Enrollment
img-18
E-Library