Melatih jiwa kepemimpinan para siswa bisa dengan kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa). Latihan tersebut bisa meningkatkan, dan menggali potensi diri yang dimiliki siswa. Latihan dasar ini dapat memberikan psikomotorik, bekal kognitif, dan afektif untuk siswa, pernyataan tersebut dikutip dari buku “Ringan Tapi Berisi”. Kemampuan siswa untuk bisa menguasai materi kepemimpinan, dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, adalah harapan dari setiap guru.
Ada beberapa kegiatan yang didapatkan selama kegiatan latihan dasar kepemimpinan siswa, misalnya pada aspek afektif adalah kegiatan outbond, aspek kognitif kegiatan penyampaian teori, sedangkan pada aspek psikomotorik menggunakan kegiatan praktik. Kegiatan LDKS diatur dengan seksama mungkin untuk siswa agar kegiatan bisa berjalan dengan lancar. Kegiatan tersebut biasa dilakukan oleh seluruh siswa dengan jadwal tertentu, atau bisa juga hanya untuk beberapa siswa. Pelatihan ini diberikan untuk siswa SD, SMP, SMA atau SMK dengan materi yang disesuaikan umur. Simak informasi lebih lanjut di bawah ini!
Apa yang dimaksud dengan LDKS? LDKS merupakan singkatan dari Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa. LDKSmerupakan pelatihan dasar untuk siswa yang berkaitan dengan kepemimpinan. Dengan menumbuhkan rasa kepemimpinan pada siswa, mereka bisa melatih mental, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan, sehingga mereka siap dan memiliki dasar yang dibutuhkan jika dikemudian hari mereka menjadi seorang pemimpin. Kepemimpinan adalah cara untuk mempengaruhi orang lain, bisa di luar, atau di dalam organisasinya. Pernyataan itu dikatakan oleh Encep Syarifudin di dalam Jurnal Al-Qalam 474 Vol. 21, No. 102, Desember tahun 2004.
Kegiatan LDKS memiliki tujuan:
Umumnya kegiatan LDKS itu diberikan kepada siswa dasar SD sampai dengan SMA/SMK. Tetapi, tidak semua siswa harus mengikutinya, karena di beberapa sekolahan ada beberapa siswa yang terpilih untuk mengikuti kegiatan ini.
Pemilihan peserta LDKS biasanya dari siswa yang berpotensi memiliki jiwa kepemimpinan. Tak jarang Pembina OSIS mengikutsertakan para pengurus OSIS dan MPK yang baru dilantik untuk mengikuti kegiatan ini. Tetapi, ada juga sekolah yang mewajibkan ekstrakurikuler tertentu untuk mempelajari Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa agar siswa memiliki jiwa pemimpin, dan bermanfaat di masa depan. Beberapa sekolah juga mengadakan perlombaan Latihan dasar tersebut untuk mengasah kemampuan siswa, dan potensi yang dimiliki siswa.
Di dalam LDKS terdapat materi tentang bagaimana sebuah kepemimpinan. Materi tersebut bisa mengetahui bagaimana sifat seorang pemimpin yang baik, dan bisa menjadi panutan anggotanya. Selain itu, siswa juga akan memperoleh teori kepemimpinan yang sangat bermanfaat, hingga diberikan contoh nyata bagaimana pemimpin itu menjadi panutan untuk anggotanya.
Jika kamu akan menjadi calon pemimpin, mengetahui dasar-dasar nilai pancasila saat kegiatan LDKS adalah hal utama yang perlu diketahui. Lima dasar negara tersebut tidak hanya kamu hafalkan, tetapi juga harus kamu terapkan.
Baca Juga: Makna 5 Lambang Pancasila, Dasar Negara Republik Indonesia. Kamu Wajib Tau!
Materi keorganisasian yang sering dijelaskan dalam kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) biasanya mencakup konsep-konsep dasar dalam mengelola dan mengorganisir suatu kelompok atau organisasi. Berikut adalah beberapa poin yang sering menjadi fokus dalam materi tersebut:
Materi-materi ini biasanya disampaikan melalui berbagai kegiatan interaktif, diskusi, permainan peran, dan latihan simulasi untuk membantu peserta memahami dan menerapkan konsep-konsep keorganisasian dalam konteks nyata.
Itulah beberapa informasi terhadap LDKS yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa yang bisa kamu ketahui. Sebagai calon pemimpin masa depan Indonesia, diharapkan siswa dapat memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dan bermoral, bermanfaat bagi orang lain, dan menjadi panutan bagi yang lainnya. Semoga informasi tersebut bisa menjelaskan lebih rinci tentang apa yang dimaksud dengan Latihan dasar, dan membuatmu menjadi lebih memahaminya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!