Menentukan pendidikan terbaik untuk anak memang menjadi kewajiban bagi setiap orang tua. Semua harus dipikirkan mulai dari jenjang pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA. Sayangnya, hingga saat ini banyak orang tua yang beranggapan bahwa sekolah PAUD tidak penting dan memilih langsung TK saja. Untuk lebih jelasnya, Anda perlu mengetahui perbedaan PAUD dan TK.
Â
Baca Juga: Sekolah PAUD: Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini yang Harus Orang Tua Ketahui
Â
PAUD merupakan singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini yang biasanya diartikan sebagai pusat pendidikan prasekolah sebelum akhirnya masuk ke Taman Kanak Kanak. Sekolah PAUD berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 diartikan sebagai pendidikan yang bertujuan untuk memperkenalkan anak sebelum akhirnya memasuki sekolah dasar.
Selain PAUD, Anda juga bisa menemukan TK yang menjadi pendidikan formal pertama bagi anak sebelum akhirnya masuk ke sekolah dasar. Jenjang TK ini dilakukan sejak usia 4 - 6 tahun. Beberapa hal yang dipelajari dalam jenjang pendidikan ini yaitu berkaitan dengan pelajaran kognitif mulai dari menulis, membaca, berhitung, dan menggambar sambil bersenang-senang.
Pendidikan TK umumnya dibagi menjadi 2 tingkatan yaitu TK A dan TK B yang dibedakan berdasarkan usia anak. TK A dihuni oleh anak berusia 4 tahun, sedangkan TK B untuk anak berusia 5-6 tahun. Dengan melihat perbedaan usianya, tentu pembelajaran yang diajarkan pada TK A dan TK B berbeda. Anak akan mendapatkan pembelajaran yang lebih rumit pada jenjang TK B.
Â
Jika ingin memasukkan anak dalam sekolah PAUD maka bisa dimulai dari usia 2.5 Tahun, kemudian dilanjutkan ke jenjang TK A di usia 4 -5 tahun. Jika sudah mengikuti pembelajaran TK A, jenjang yang harus dilewati berikutnya yaitu TK B di usia 6 tahun. Saat ini, persyaratan anak untuk masuk sekolah dasar yaitu berusia 7 tahun dan sudah mengenyam pendidikan TK.
Â
Selain istilah PAUD dan TK, Anda juga akan menemukan pendidikan KB atau Kelompok Bermain. Jenis lembaga pendidikan ini bisa dikatakan masih setara dengan PAUD dan bisa diikuti oleh anak berusia 2 – 4 tahun. Untuk statusnya, pendidikan ini termasuk dalam pendidikan non formal. Disini, anak tidak akan dipaksa untuk memahami suatu teori pembelajaran.
Hal yang terapkan disini yaitu pembangunan karakter agar anak bisa ikut berpartisipasi dalam kelompok bermain dan belajar. Tujuan dari lembaga pendidikan ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan motorik, kecerdasan mental, emosional, dan bagaimana cara berperilaku. Metode yang diterapkan tentunya sangat menyenangkan untuk anak-anak.
Â
Jika Anda masih memiliki kesempatan untuk memasukkan anak ke PAUD maka bisa mendaftarkannya dan kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan TK. Namun jika usianya sudah 4 – 5 tahun maka bisa memilih langsung dimasukkan ke TK.
Namun jika Anda ingin anak bisa merasakan sensasi perbedaan transisi antara sekolah PAUD dan TK maka bisa memilih untuk mendaftarkan anak ke PAUD terlebih dahulu. Keuntungan yang bisa diperoleh jika PAUD terlebih dahulu yaitu anak tidak akan mengalami kesulitan bersosialisasi dan belajar ketika masuk ke sekolah dasar. Pemilihan ini bisa didasarkan juga pada kemampuan dan keinginan anak.
Â
Baca Juga: Mengenal Metode Montessori, Sebuah Metode Pendidikan yang Terkenal di Dunia PAUD
Â
Ketika masuk ke jenjang PAUD, anak belum diajarkan tentang menulis dan membaca karena pendidikan ini hanya berfokus pada pengenalan sifat-sifat anak. Jika Anda memilih memasukkan anak di Sekolah PAUD Global Prestasi School maka anak akan diajarkan dengan kurikulum Montessori yang membebaskan anak untuk beraktivitas dan menerapkan gagasan belajar melalui latihan kelompok.
Ketika anak sudah mengikuti pendidikan PAUD maka mereka tidak akan merasa terkejut dan memiliki pengalaman dalam bersosialisasi, serta belajar mendengarkan arahan dari guru-guru. Penentuan sekolah yang tepat untuk anak memang relatif dan disesuaikan dengan kebutuhan serta keinginan orang tua maupun anak. Namun, anda bisa mempertimbangkan PAUD dengan metode Montessori seperti di Global Prestasi School.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan kata-kata yang terdengar atau terlihat sama, tetapi memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteks penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena tersebut disebut sebagai homonim, dimana satu kata memiliki makna yang beragam sesuai dengan konteks yang ada.
Beragamnya makna yang terkandung tersebut bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk memahami konsep ini terutama dalam komunikasi lisan maupun tulisan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.
Dalam artikel ini kami akan menjelaskan pengertian tentang apa itu homonim menurut KBBI, contoh penggunaannya dalam kalimat, serta klasifikasinya yang membantu dalam memahami perbedaan makna yang terkandung dalam satu kata.
Mengajarkan anak belajar membaca bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak yang beranggapan bahwa anak harus belajar mengeja terlebih dahulu sebelum bisa lancar membaca.
Padahal, ada cara lain yang lebih menyenangkan dan efektif tanpa harus mengeja satu per satu. Dengan metode belajar yang tepat, anak bisa cepat membaca secara alami dan penuh keceriaan.
Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui cara mudah mengajarkan anak membaca dengan menyenangkan di rumah!
Di era digital seperti sekarang, banyak anak lebih memilih bermain game di gadget daripada permainan tradisional. Padahal, permainan seperti engklek, gobak sodor, dan congklak tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan kerjasama, strategi, serta kebersamaan.
Jika dibiarkan, warisan budaya ini bisa semakin tergerus dan dilupakan oleh generasi muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan sosial.Â
Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional Indonesia agar anak-anak dapat menikmati keseruannya sekaligus mengasah keterampilan sosial dan motorik.
Artikel ini akan membahas berbagai permainan tradisional anak Indonesia, aturan mainnya, serta keseruannya yang tak kalah menarik dibandingkan game modern!