Test of English as a Foreign Language (TOEFL) telah menjadi salah satu tes yang digunakan secara global dalam mengukur kemampuan bahasa Inggris para non-native speakers.Â
Bahkan, berbagai institusi pendidikan, pemerintahan, maupun lembaga profesional telah mempercayakan jenis tes ini untuk menilai kemampuan bahasa Inggris setiap kandidatnya yang akan bergabung.
Dari berbagai jenis TOEFL yang tersedia, kemungkinan besar yang sering Anda temui adalah TOEFL Internet-based Test (IBT) atau Institutional Testing Program (ITP). Â Meskipun kedua tes ini diselenggarakan dengan tujuan yang sama, terdapat perbedaan antara keduanya dalam beberapa aspek tertentu.
Jika Anda ingin mengambil tes ini, maka Anda perlu memahami perbedaan antara TOEFL IBT dengan TOEFL ITB. Simaklah artikel ini untuk mengenal definisi, tujuan, perhitungan skor, serta perbedaan utama TOEFL IBT dengan ITP.
Baca juga: 10 Daftar Beasiswa Kuliah di Luar Negeri 2024 Gratis! Impian Pelajar Indonesia
TOEFL IBT adalah sebuah jenis tes bahasa Inggris yang dilakukan secara daring melalui internet. Tes ini diperkenalkan sejak 2005 oleh pihak ETS (Educational Testing Service) sebagai pengganti dari TOEFL PBT (Paper-based Test) atau TOEFL CBT (Computer-based Test).
Tes ini dapat diselesaikan dengan estimasi waktu sekitar 3 jam, ditambah dengan tambahan 30 menit untuk proses check-in. Dalam tes TOEFL ini, ada empat jenis keterampilan bahasa Inggris yang diuji, yaitu keterampilan membaca, mendengar, berbicara, serta menulis.
TOEFL IBT memiliki beberapa tujuan penting yang membantu individu serta institusi dalam berbagai cara. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari diadakannya tes TOEFL IBT:
Baca juga: Punya Rencana Kuliah di Luar Negeri? Catat Persiapan Kuliah di Luar Negeri yang Harus Diketahui!
Instansi yang bergerak di luar negeri rata-rata membutuhkan skor TOEFL IBT dalam dokumen persyaratan masuknya. Walaupun begitu, skor minimal yang diperlukan cukup variatif.
Meskipun begitu, rata-rata dari pendaftarnya akan membutuhkan skor TOEFL minimal 80-100 agar dapat diterima untuk masuk ke dalam instansi tersebut.
Kedua, skor TOEFL IBT akan dibutuhkan ketika Anda ingin mendaftar program beasiswa internasional. Sebagai contohnya, beasiswa LPDP mengharuskan pendaftarnya untuk memiliki skor TOEFL dalam besaran tertentu.
Besaran skor TOEFL yang ditentukan adalah sebanyak 61 untuk program magister dalam negeri, 80 untuk program magister luar negeri, 70 untuk program doktor dalam negeri, dan 94 untuk program doktor luar negeri.
Selain itu, beberapa lembaga pendidikan di luar negeri juga mewajibkan calon peserta didiknya untuk memiliki sertifikat TOEFL IBT sebagai salah satu persyaratan pendaftaran.
Tak hanya itu, bahkan mereka juga mensyaratkan nilai tertentu untuk masing-masing keterampilan. Kita contohkan saja seperti skor minimal 24 untuk keterampilan Reading, 22 untuk Listening, 24 untuk Speaking, dan skor 21 untuk keterampilan Writing.
Tak hanya sebagai syarat masuk, beberapa universitas juga mewajibkan para mahasiswanya untuk melampirkan skor TOEFL IBT sebagai salah satu syarat kelulusannya.
Skor ini digunakan sebagai dasar penilaian kemampuan berbahasa Inggris setiap mahasiswa. Jika tidak mencapai standar yang ditentukan, maka mereka bisa saja tidak dapat lulus.
Tujuan dari diberlakukannya ujian TOEFL IBT yang terakhir adalah sebagai salah satu subjek penilaian dalam tes potensi siswa. Melalui tes ini, pihak universitas dapat menentukan apakah siswa tersebut dapat melanjutkan pendidikan di institusi mereka atau tidak.
Umumnya, perhitungan nilai TOEFL IBT akan berkisar dari rentang angka 0 hingga 120. Masing-masing dari empat keterampilan (Reading, Listening, Speaking, dan Writing) akan memiliki nilai maksimal sebesar 30.
Hasil tes akhir ini diperoleh dengan menjumlahkan masing-masing nilai dari keterampilan tersebut. Berikut inilah contoh ilustrasi perhitungan skor dari tes TOEFL IBT:
Total skor = 90
Meskipun TOEFL IBT dan TOEFL ITP memiliki tujuan yang sama, ada beberapa perbedaan penting antara kedua tes ini. Simaklah beberapa perbedaan antara kedua jenis tes ini.
Baik TOEFL IBT maupun TOEFL ITP, hak cipta keduanya sama-sama dimiliki oleh Educational Testing Service (ETS). Namun, TOEFL ITP umumnya diselenggarakan oleh International Indonesian Education Foundation (IIEF) di Indonesia.
Sementara itu, TOEFL IBT diselenggarakan oleh ETS sendiri melalui pihak bernama International Test Center (ITC).
Keterampilan yang diujikan dalam kedua jenis tes TOEFL ini juga berbeda. Untuk TOEFL IBT, keterampilan yang diuji berupa Reading, Listening, Speaking, serta Writing.
Berbeda dengan TOEFL ITP yang berupa tes berbasis kertas dan hanya untuk mengukur keterampilan berupa Listening Comprehension, Structure & Written Expressions, dan Reading Comprehension.
Berikut adalah empat keterampilan bahasa Inggris yang hanya dites melalui TOEFL IBT :
Sementara itu, format dasar pengujian TOEFL ITP meliputi:
Skor TOEFL iBT berkisar dari 0 hingga 120, dengan setiap keterampilan dinilai dari 0 hingga 30. Di sisi lainnya, skor untuk TOEFL ITP cenderung jauh lebih tinggi, yaitu antara 330 hingga 677.Â
Secara singkatnya, TOEFL IBT dan ITP merupakan dua jenis tes bahasa Inggris yang benar-benar berbeda. Setelah memahami perbedaan antar keduanya, kini Anda juga perlu memilih mana jenis tes yang tepat sesuai kebutuhan.
Untuk memaksimalkan potensi Anda dalam tes TOEFL, Anda bisa mempertimbangkan untuk mendaftarkan buah hati Anda ke dalam Global Prestasi School.
Sebagai salah satu sekolah internasional terbaik di Indonesia, kami menghadirkan metode pembelajaran yang komprehensif. Kami bahkan mengutamakan untuk mengasah dan mengembangkan keterampilan setiap siswa melalui program kecakapan yang diterapkan.
Untuk jenjang yang lebih tinggi, para siswa-siswi tingkat SMA juga kami berikan persiapan IELTS untuk melatih kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris. Jika ingin menanyakan lebih lanjut terkait pendaftaran, hubungi kami melalui tautan berikut ini.
Tunggu apalagi? Segera daftarkan diri Anda di Global Prestasi School dan siapkan diri Anda untuk meniti masa depan yang cemerlang di skala internasional!
From February 21 to 28, 2025, a group of our Junior High School students embarked on an unforgettable journey to Melbourne, Australia, as part of the International Immersion Program — a meaningful initiative that brings global education to life.
Pernahkah kamu merasa bingung saat melihat seekor hewan yang makan daging tapi juga lahap menyantap tumbuhan? Hal ini sering menimbulkan pertanyaan, "Sebenarnya hewan ini masuk ke golongan apa, sih?"Â
Banyak orang masih kesulitan membedakan jenis-jenis hewan berdasarkan pola makannya, terutama hewan omnivora yang dikenal sebagai pemakan segala. Ketidaktahuan ini bisa membuat kita keliru saat belajar biologi atau mengenalkan jenis-jenis hewan pada anak-anak.
Tapi tenang, lewat artikel ini kamu akan menemukan jawabannya. Di sini akan mengupas tuntas tentang apa itu hewan omnivora, ciri-cirinya, dan tentunya daftar lebih dari 30 contoh hewan omnivora yang bisa kamu temui di berbagai lingkungan.
Ketika mendengar kata karnivora, apa yang segera terlintas di benakmu? Mungkin bayangan singa yang sedang memangsa hewan lain di padang savana, atau serigala yang berlari cepat untuk menangkap mangsa untuk bertahan hidup.
Hewan karnivora memiliki kemampuan memangsa yang mengandalkan daging sebagai makanan utama. Didunia ini, ada juga hewan karnivora yang hidup di perairan dan berukuran besar.
Di alam liar, memang ada banyak sekali jenis hewan karnivora, mulai dari yang hidup di daratan, wilayah laut, hingga yang terbang di udara.Â
Mereka dibekali berbagai kemampuan unik untuk menangkap dan memangsa hewan lain, mulai dari gigi tajam, cakar kuat, hingga strategi berburu yang cerdik. Penasaran siapa saja mereka?
Mari kenali lebih dekat 10 contoh hewan karnivora berikut ini yang tidak hanya ganas, tapi juga cerdas dalam berburu!